Andri Sobari (Emon) Sang Predator Seks Sukabumi

Andri Sobari alias Emon
Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus pelecehan seksual yang dilakukan Andri Sobari (AS) alias Emon terhadap 51 anak di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul, mengatakan, saat ini pihaknya mulai merambah pemeriksaan terkait dugaan keterlibatan orang lain yang membantu Emon.

“Kami selidiki keterkaitan, apakah ada orang yang membantu, mencarikan korban, merekomendasikan tempat, dan lain-lain,” jelasnya kepada wartawan, Minggu (4/5/2014).

Namun, lanjut Martin, sejauh ini Emon ‎mengaku mencari korban dan menentukan tempat 'eksekusi' seorang diri. Lokasi pelecehan seksual yakni di Pemandian Air Panas Lio Santa. Hasil pemeriksaan sementara, Emon melakukan pelecehan lantaran pernah mengalami hal serupa sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Hal itu membuat Emon melampiaskannya dengan melakukan pengulangan terhadap apa yang ia pernah rasakan.

“Ia itu mengakunya normal suka sama wanita, tapi kalau melakukannya dengan wanita dia takut hamil. Daripada hamil dan harus tanggung jawab, lebih baik dia bayar anak-anak Rp25 ribu-Rp50 ribu,” bebernya.
Seperti diketahui, belum lama ini PPA Satreskrim Polresta Sukabumi menangkap Emon atas laporan seorang korban. Dari hasil penyelidikan, korban terus bertambah dan hingga kini mencapai 51 orang.

Memiliki kepribadian aneh
Tersangka pelaku sodomi terhadap puluhan anak, Andri Sobari alias Emon, 24, memiliki berbagai kepribadian aneh. Ibunda Emon, Solihat, menduga hal ini disebabkan karena Emon pernah jatuh dan kepalanya terbentur saat masih berusia satu tahun.
Menurut Solihat, akibat kejadian itu, Emon tidak bersikap selayaknya orang seumurannya. Padahal saat itu, Emon katanya, sudah memiliki kemampuan di atas rata-rata bayi, yaitu sudah bisa berbicara. “Jadi si Aa’ teh sewaktu umur 1 tahun tos bisa ngomong, tos bisa jalan. Di ais ku teteh na, [Jadi Andri sewaktu umur 1 tahun sudah bisa bicara dan jalan. Digendong sama kakak saya] enggak sengaja lagi becanda kelempar, jatuh, kepala duluan yang kena,” kata Solihat ketika ditemui di rumahnya, di Kampung Liosanta, Baros, Kota Sukabumi, Sabtu (4/5/2014), seperti dilansir Detik.
Solihat mengatakan, anaknya sempat tidak sadarkan diri dari pukul 16.00 WIB hingga 01.00 WIB. Saat itu kondisi badan Emon sangat panas. “Sempet dibawa ke praktik, sempat ke orang pinter, terus sadar jam 1 malam. Setelah itu jadi enggak bisa jalan, nggak banyak bercanda,” kata Solihat.
Solihat juga mengatakan, anak-anak kecil di sekitar rumahnya sering mengajak Emon bermain. Namun, Solihat tidak menyangka jika akhirnya Emon berbuat keji dengan mencabuli anak-anak kecil. “Saya mah pasrah aja,” pungkas Solihat dengan mata berkaca-kaca.
Dari pengakuan Solihat pula Emon diketahui sering bermain dan menonton film-film kartun. Solihat menceritakan kebiasaan anaknya yang sehari-hari seperti anak kecil. Dia pun sering memarahi Emon tersebut.
“Si Aa’ mah tiasa nonton pilm Naruto, Kian Santang, seserian sorangan keur nonton teh [Andri biasa nonton film Naruto, Kian Santang, ketawa-ketawa sendiri kalau lagi nonton],” kata Solihat ketika ditemui di rumahnya, di Kp Liosanta, Baros, Kota Sukabumi, Sabtu (4/5/2014). “Diomelan ku saya, ‘Naon tah seserian sorangan nonton teh’. Jiga euweh pilm nu lain, ‘Naon pilm budak leutik ditonton’ [Saya marahin 'Kenapa ketawa-ketawa sendiri nonton filmnya'. Kayak nggak ada film lain aja, 'Ngapain film anak kecil ditonton'],” sambungnya.
Seperti diberitakan Emon predator seks dari Sukabumi ditangkap polisi, Jumat (2/5/2014) lalu. Korban dari aksi Emon mencapai 51 orang yang terdiri atas bocah-bocah yang disodomi Emon. Emon predator seks Sukabumi diketahui bekerja di salah satu perusahaan swasta. Dia selama ini berdomisili di Kota Sukabumi.

0 komentar:

Post a Comment