Lecehkan Profesi Perawat RSUD Luwuk, Sukri Djalumang Di Demo


Banggai -- Aksi mogok kerja sekitar 200 perawat di Rumah Sakut Umum Daerah (RSUD) Luwuk di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terus berlanjut setelah mediasi dengan anggota DPRD asal partai Golkar Sukri Djalumang, gagal menghasilkan kesepakatan.

"Pak Sukri Djalumang menolak dituduh melecehkan profesi perawat saat kejadian Jumat (7/10). Ia mengaku hanya mengeluhkan sikap perawat yang lambat menangani pasien dan ruangan yang kotor dan tidak terawat," kata Andi Nasar yang menjadi kordinator aksi mogok perawat di Luwuk, Sabtu.


Aksi para perawat disebabkan kekecewaan terhadap sikap Sukri Djalumang yang memperlakukan perawat di RSU Luwuk secara kasar saat mendampingi anaknya berobat. Para perawat juga tetap menolak menjalankan tugas-tugas di ruangan jaga setelah Direktur RSUD Luwuk Yusran Kasim gagal melakukan mediasi.


Politisi Golkar yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD Banggai itu malah meminta para perawat untuk kembali bertugas agar tidak merugikan pasien. Sebelumnya Sukri Djalumang meminta seluruh perawat di RSU Luwuk untuk dimutasi ke Puskesmas di kecamatan-kecamatan kerana lambat menangani pasien.


"Malah teman-teman yang lulusan SPK dan Akper dinilai tidak layak menjadi perawat. Ia mengatakan kata-kata kasar dan menyinggung perasaan perawat," kata Andi.


Sukri seperti kesaksian kepala ruangan dan dua perawat di RSU Luwuk sempat mempertanyakan apakah perawat tidak mengetahui siapa dirinya.


Para perawat menuntut politisi partai Golkar itu minta maaf dan memperbaiki sikapnya terhadap profesi perawat. Para perawat juga meminta agar manajemen RSU Luwuk memperbaiki kesejahteraan perawat seperti honor perawatan pasien dan lembur jaga.


Direktur RSU Luwuk Yusran Kasim tidak bersedia menemui wartawan terkait aksi mogok ratusan perawat pada Sabtu. Aktifitas di RSUD Luwuk hampir lumpuh secara total, hanya ada sejumlah perawat yang tetap bertugas di ruangan pelayanan intensif (ICU), operasi, persalinan dan instalasi gawat darurat (IGD).


Hampir seluruh ruang perawatan ditinggalkan oleh perawat untuk ambil bagian dalam aksi mogok yang berlangsung sejak pagi.



Namun, Kementrian Kesehatan membantah telah terjadi aksi mogok kerja para perawat di RSUD Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, sebagai buntut dari perselisihan antara para perawat di RS tersebut dengan seorang anggota DPRD Banggai, Sukri Djalumang.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes, Murti Utami, melalui pernyataan yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/10), mengatakan pihak berwenang telah memberikan arahan kepada para perawat agar jangan melakukan aksi mogok. Arahan tersebut telah dipatuhi oleh para perawat dan telah berkomitmen kepada direktur RS untuk tidak mengganggu pelayanan RS dalam aksi penyampaian tuntutan kepada Sukri Djalumang. “Sehingga tidak benar jika diberitakan telah terjadi mogok kerja,” ungkap pernyataan Kemenkes.

Seperti diberitakan Sabtu (8/10) lalu, sekitar 200 perawat RSUD Luwuk melalukan aksi mogok kerja setelah mediasi dengan anggota DPRD Banggai, Sukri Djalumang, gagal menghasilkan kesepakatan. Sebelumnya, para perawat menuntut politisi partai Golkar itu minta maaf melalui media karena sikapnya yang dinilai melecehkan profesi perawat. Mereka pun mengancam melakukan aksi mogok kerja.

“Pada 3 Oktober telah terjadi kesalahpahaman antara Sukri Djalumang yang menjenguk pasien dengan perawat. Anggota DPRD Banggai tersebut merasa tidak puas dengan pelayanan perawat yang tidak ramah dan kurang baik,” ungkap pernyataan Kemenkes.

RSUD Luwuk Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, merupakan RS kelas C yang memiliki 207 tenaga perawat. /Republika.co.id