Rahasia dapur Prabowo dibalik slogan anti asing dan macan asia - catatan Ratu Adil

Ada yang tanya, sudahkah ada calon pemimpin RI yang bisa rebut SDA dari asing? Semula, saya kira Prabowo bisa melakukan itu, semacam nasionalisasi aset asing. Tapi kini saya yakin beliau tidak bisa. Kenapa? Karena di belakang Prabowo ternyata ada Rothschild. Tepatnya Nat Rothschild. Ya betul. Tidak salah ketik juga tidak salah sebut. Ada Nat Rothschild di belakang Prabowo Subianto. Itulah yang menjadikan nama Prabowo Subianto saya coret dari tokoh yang akan saya bantu dalam Pilpres 2014 ini. 

Nat Rothschild telah membentuk konsorsium baru dengan Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto untuk penguasaan tambang di Indonesia. Hashim Djojohadikusumo merupakan pemilik tambang Batubara Adaro Indonesia sebelum direbut paksa oleh kelompok Sandiaga Uno. Sandiaga Uno, dibeking oleh Edwin Suryajaya merebut Adaro Indonesia dengan skema Hostile Takeover dan kolusi dengan Deutsche Bank. 

Kehilangan tambang batubara Adaro Indonesia, di tengah Boom Komoditas tahun 2005-2007 membuat Hashim Djojohadikusumo geram. Hashim Djojohadikusumo akhirnya lebih banyak bermain Migas dan tambang di luar negeri, seperti Rusia dan sebagainya. Di Rusia, Hashim Djojohadikusumo cukup dekat dengan Reuben Brothers Group, kelompok bisnis Yahudi asal London. Reuben Brothers merupakan salah satu investor besar bisnis metal dan aluminium Rusia, United Company Rusia Aluminium (Rusal). 

Rusal merupakan join venture antara bangsawan Rusia Oleg Deripaska dengan Reuben Brothers, Nat Rothschild dan Peter Mandelson (politikus). Hashim merupakan Chairman Nation's Energy yang memiliki sejumlah ladang minyak di negara2 bekas Uni Soviet, seperti Kazakhstan dan Rusia. Selepas Adaro dicuri oleh Edwin Suryajaya via Sandiaga Uno dan Saratoganya, Hashim masih berminat memiliki batubara di Indonesia. Melalui relasinya di Rusia, Oleg Deripaska dan Reuben Brothers yang main di bisnis metal via Rusal, Hashim dikenalkan dengan Nat Rothschild. 

Nat Rothschild memang mengincar batubara di Indonesia karena bisnis batubaranya di BHP Biliton dan Rio Tinto menurun penjualannya. Krisis pasar modal global 2008 yang disebabkan oleh kekacauan kredit rumah berisiko tinggi (Subprime Mortgage), menghantam ekonomi barat. Negara-negara Barat tak lagi mampu memborong batubara yg dijual BHP Biliton dan Rio Tinto milik Rothschild. Rothschild sempat wacanakan merger Rio Tinto dan BHP Biliton untuk mengatasi krisis keuangan, tapi batal, mungkin ada strategi lain. Rothschild melihat, BHP Biliton dan Rio Tinto yang tambangnya ada di Australia, memerlukan pembeli batubara di Asia. 

Pembeli batubara Rio Tinto dan BHP Biliton yang semua negara-negara Barat mengalami penurunan daya beli akibat krisis 2008. China, India, Jepang yang menjadi pembeli batubara besar di kawasan Asia menjadi sasaran perubahan target pasar Rio Tinto dan BHP Biliton. Sayangnya, China, India dan Jepang tak mau beli batubara Rio Tinto dan BHP Biliton yang ada di Australia.Akan ada pembengkakan ongkos angkut jika China, Jepang dan India membeli dari Australia (Rio Tinto dan BHP Biliton). Rio Tinto dan BHP Biliton milik Rothschild pun tak mampu menekan harga menghadapi harga pembelian batubara di Asia. Sementara China, India dan Jepang sudah nyaman membeli batubara dari Indonesia. 

Tahukah kamu, 25% batubara Jepang dibeli dari Bumi Resources milik Bakrie? Jadi kalau Bumi Resources bangkrut, seperempat Jepang mati lampu #analogi_ajaHarga jual batubara Indonesia ke India, China dan Jepang juga lebih murah karena ongkos kirim lebih rendah. Batubara Rothschild, Rio Tinto dan BHP Biliton tak mampu menyaingi harga jual batubara Indonesia ke China, Jepang dan India. Rothschild akhirnya putuskan harus menguasai tambang batubara di Indonesia secara langsung. Agar batubara Rio Tinto dan BHP Biliton dapat dipasok dan dijual melalui tambang di Indonesia. Selain itu, kartel harha tentunya. 

Rothschild lalu membentuk Vallar Plc untuk investasi (baca : rebut tambang2 strategis) di Indonesia. Selain Vallar Plc, Nat Rothschild juga membentuk Vallares Plc untuk mengambil migas-migas Indonesia. Vallar dan Vallares. Sepasang kekasih karya Nat Rothschild untuk menguasai tambang di Indonesia. Vallar sempat bergabung dengan Bakrie melebur Bumi Resources dan Vallar menjadi Bumi Plc di bursa London. Mengetahui gelagat Rothschild menguasai penuh Bumi Plc, Bakrie putuskan cerai dan pisahkan kembali Bumi Resources dari Vallar (Bumi Plc). Gagal kuasai batubara terbesar Indonesia (Bumi Resources), Rothschild mencari partner lain untuk rebut batubara di Indonesia. 

Melalui Oleg Deripaska dan Reuben Brothers, rekan Rothschild di Rusal, Hashim yang juga kehilangan batubaranya di Indonesia bergabung. Hashim dendam dengan Sandiaga Uno dan Edwin Suryajaya karena merebut Adaro darinya dengan skema keuangan licik. Rothschild juga dendam dengan Bakrie karena gagal merebut kembali Bumi Resources. Bagi yang belum tahu, Bumi Resources dulunya adalah KPC (Kaltim Prima Coal) dan Arutmin Indonesia sebelum dilebur dalam 1 holding Bumi Rsc. KPC dan Arutmin, sebelum dibeli Bakrie, dikuasai oleh Rio Tinto, BHP Biliton dan British Petroleum. Ketiganya dikuasai Rothschild. British Petroleum adalah kongsi Kerajaan Inggris dengan Keluarga Rothschild ketika memulai bisnis tambang se-abad lalu. 

Berangkat dari latar belakang yang sama, Nat Rothschild dan Hashim Djojohadikusumo bergabung untuk merebut tambang2 batubara di Indonesia. Dan salah satu strateginya adalah harus menguasai kursi Presiden agar upaya menguasai tambang batubara, migas, mineral bisa diwujudkan. Adalah Prabowo Subianto yang memang berencana maju Capres sejak lama, dijadikan salah satu pion Rothschild untuk penguasaan tambang. Seperti diketahui, Hashim memang menjadi pendana utama seluruh gerakan yang dibangun Prabowo Subianto. Kini dengan bantuan Rothschild, kekuatan jaringan politik dan ekonomi global akan membeking Prabowo Subianto. Ada Rothschild dan rencana penguasaan tambang di belakang Prabowo. Itu yang saya khawatirkan dari Prabowo Subianto. 

Tidak kah kamu heran, bagaimana Gerindra, Tidar dan sebagainya mampu membuat kantor2 dimana-mana dan mengorganisir anak muda begitu cepat? Dana Hashim dan Rothschild untuk rencana penguasaan tambang menjadi motor penggerak utamanya. Tidak kah kamu heran, mengapa tak ada satu pun NGO asing menyenggol-nyenggol 'dosa HAM' Prabowo? Biasanya, NGO begitu ribut mengangkat masalah HAM di Indonesia. Tapi soal Prabowo bungkam. Kenapa? Wajar saja, NGO digerakkan dananya oleh donor-donor asing yang sebetulnya ditujukan untuk menghancurkan pencitraan sasaran. 

Sebagaimana AS dan produsen kedelai, biji bunga matahari dan penghasil minyak nabati lainnya terus mendanai NGO menghajar CPO Indonesia. Perang NGO asing melawan CPO Indonesia, tidak lain digerakkan oleh dana-dana produsen minyak nabati Barat yang terancam bisnisnya oleh CPO. Tak ada kepentingan menghajar lawan bisnis, maka tak ada dana kepada NGO. Dengan demikian, tak ada suara menyerang lawan bisnis. Serupa dengan kasus Prabowo dan kasus HAM. Rothschild tak lagi melihat Prabowo musuh, maka tak ada kucuran dana ke NGO untuk senandungkan 'dosa HAM' Prabowo. #Simpel

Dengan konsorsium Hashim Djojohadikusumo (pendana utama Prabowo) dan Rothschild untuk menguasai tambang Indonesia, Prabowo bukan musuh. Melihat fakta adanya konsorsium Hashim Djojohadikusumo dengan Rothschild serta fakta bahwa tak ada NGO bahas 'dosa HAM' Prabowo. Kesimpulan? Kesimpulan, Prabowo telah menjadi alat / pion dari rencana Rothschild dan Hashim untuk menguasai tambang2 di Indonesia #Occam'sRazor. 

Sering dengar di Eropa dan AS, surveyor-surveyor sana menyebut Prabowo capres paling potensial memenangkan kursi RI-1? Dimaklumi. Ada Rothschild di belakang Prabowo Subianto. Saya sendiri tidak bisa memastikan apakah Prabowo Subianto menyadari ini atau tidak. Tapi dengan fakta Hashim membentuk konsorsium dengan Nat Rothschild, serta tak ada suara 'Dosa HAM' Prabowo, jelas ada udang di balik batu. 

Rothschild, dalam website resminya, http://t.co/ycMqrWGMdA tertulis "Rothschild telah jadi pusat keuangan dunia selama 200 tahun terakhir". Dengan konfidens sebesar itu dalam websitenya, saya tidak yakin Prabowo Subianto mampu tidak tunduk pada rencana penguasaan tambang RI. Atas alasan ini, saya mencoret nama Prabowo Subianto dari daftar kandidat yang akan saya bantu untuk pesta 2014. 

Saya tidak bilang pendukung Gerindra sebagai antek Rothschild, tapi saya kabarkan berita gembira ini agar semua tahu fakta yang terselubung. Apabila pendukung Gerindra peduli pada Indonesia, tolong sampaikan pada Hashim Djojohadikusumo, desak beliau usir Rothschild segera. Hashim jangan berpikir bisa berbisnis dengan Rothschild, karena mereka telah menguasai titik-titik vital politik dan ekonomi dunia. 

Sepanjang sejarah 200 tahun terakhir, belum pernah ada pihak yang bisa meluluhlantakkan keluarga Rothschild. Pesan saya pada pendukung Gerindra: Desak Hashim batalkan konsorsium dengan Nat Rothschild untuk penguasaan tambang2 Indonesia. Anak muda yang menjadi pendukung TIDAR dan Gerindra, usut fakta ini, desak Hashim usir Rothschild dari Indonesia agar tidak ditunggangi. Kabarkan berita gembira ini pada sebanyak-banyaknya orang agar mereka tahu bahwa Rothschild punya rencana penguasaan tambang via Prabowo. Agar perjuangan Gerakan Indonesia Raya tidak ditunggangi kepentingan bisnis Yahudi Global via Nat Rothschild. 

Sekian dulu kabar gembira hari ini. 








3 komentar:

  1. woowwww............

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. bukan nya ARB pendukung Prabowo??. tapi Rothschild sakit hati sama ARB. kok bisa dukunganya sama..

    ReplyDelete