Beredar Video Warga Yang Tewas Dalam Demo Menolak Kenaikan BBM di Makassar


MAKASSAR - Bentrok antara mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan polisi serta warga, Kamis (27/11/2014), berujung maut.Seorang warga kehilangan nyawa, di tengah bentrok karena menolak harga BBM naik di depan kampus UMI dan Kantor Gubernur Sulsel.Warga bernama Muhammad Arif atau Ari Pepe (27), menurut polisi, meninggal karena kepalanya terbentur benda keras.“Sekitar pukul 17.00 Wita, di depan Alfamart terdapat warga terluka. Kepala bagian belakangnya pecah, otaknya keluar. Namanya Ari Pepe, umur 27 tahun, Pak Ogah, warga Jl Pampang 1. Saat itu belum meninggal,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Komisaris Besar Endi Sutendi.Pihak mahasiswa menyebut, korban tewas karena tergilas mobil water canon atau meriam air milik polisi. Saat itu, polisi sedang memukul mundur mahasiswa hingga mahasiswa berlarian masuk kampus. Saat itulah, Ari tergilas.Endi lalu membantah."Dia (Ari) jatuh saat berusaha melarikan diri, setelah melempar batu ke arah polisi. Kemudian mobil water canon melintas di dekatnya. Dia tidak ditabrak maupun diinjak mobil, seandainya dia ditabrak, kepalanya pasti jadi perkedel. Dia hanya jatuh saja. Saat dia jatuh anggota kemudian melarikan korban ke Rumah Sakit Ibnu Sina," ujar Endi.Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya “Pak Ogah”. Polisi belum mengumumkan secara pasti.Menurut Wandi, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia, Jumat, 28 November 2014. "Arief memang berada di barisan depan bersama kami," katanya Arief menjadi korban saat mahasiswa UMI berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis kemarin. Arief tewas setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina.Wandi, mahasiswa semester V UMI, menceritakan insiden tewasnya Arief saat aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Aksi demo itu berakhir bentrok antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Ketika unjuk rasa, ujar Wandi, korban masih menjalani aktivitasnya sebagai pengatur lalu lintas alias "pak ogah". Namun, saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi, korban bergabung dengan mahasiswa melawan polisi."Saat polisi pukul mundur pengunjuk rasa, mereka melarikan diri tinggalkan kantor Gubernur Sulawesi Selatan sambil berdesak-desakan," tutur Wandi. Polisi mencoba membubarkan paksa pengunjuk rasa tersebut dengan menggunakan gas air mata dan mobil water cannon. Korban terkena tembakan gas air mata. Ia jatuh tersungkur ke aspal. Karena berdesakan, mahasiswa yang ada di belakang korban berjumlah lima-enam orang menginjak korban. "Korban sempat lari sebentar saat terkena tembakan gas air mata, kemudian jatuh dan diinjak mahasiswa," kata Wandi.Setelah terinjak oleh mahasiswa, Arief tergeletak tepat di samping mobil taktis operasional polisi dengan kondisi kepala pecah di bagian kiri dan mengeluarkan darah cukup banyak. "Pas korban jatuh, baru mobil taktis operasional melintas. Korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina," ujarnya. 






Tersebar Foto Muhammad Ari yang Ikut Memanah Polisi di Makassar


0 komentar:

Post a Comment