Massa Dibayar Rp 80 Ribu untuk Demo Jokowi di KPK


JAKARTA - Sejumlah pengunjukrasa yang mendemo Joko Widodo (Jokowi) mengaku dibayar untuk ikut dalam aksi unjukrasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, (30/7). Ini diakui oleh dua pengunjukrasa Asep (23) dan Rivaldi (24).
Mereka bergabung bersama aksi Progres '98 yang berdemo. Saat polisi membubarkan aksi itu, keduanya tampak kebingungan karena tak punya tumpangan untuk pulang.
Saat itulah keduanya mengaku massa bayaran. Mereka mengaku dibayar Rp 80 ribu untuk mengikuti aksi yang dikomandoi oleh Faizal Assegaf cs. "Kita di bayar Rp80 ribu. Duitnya belum diterima," kata Asep dan diamini oleh rekannya Rivaldi.
Asep mengaku bersama puluhan kawannya sejak siang tadi dikoordinir oleh seseorang yang bernama Ijul. Adapun Ijul diketahui merupakan biro demo yang kerap dipakai untuk melakukan aksi demonstrasi di berbagai tempat di Jakarta.
"Saya dan teman-teman dikoordinir Ijul siang tadi di Tugu Proklamasi," ujar Asep, yang berdomisili di Kramat Sawah, Jakarta Pusat itu.
Sementara itu, Rivaldi mengaku pasrah lantaran belum menerima uang Rp 80 ribu untuk melakukan aksi demo itu. "Saya enggak tahu, uangnya juga nggak tahu. Cuman ikut ajah," sambungnya.
Keduanya akhirnya meninggalkan kantor KPK Jakarta bermodalkan uang Rp 50 ribu yang diberikan oleh salah seorang polisi yang tadi membubarkan aksi massa itu. Rencananya mereka diminta menginap di depan gedung KPK sebagai rencana dari aksi itu. Namun, aksi itu dibubarkan oleh polisi.
Sebelumnya, Progres 98 sore ini nekat melaksanakan aksi unjuk rasa di Komisi Pemberantasan Korusi (KPK) walau masih dalam suasana libur. Ketua Progres'98, Faizal Assegaf, mengaku tetap melaksanakan aksinya karena KPK belum memberikan respon atas dugaan korupsi yang dilakukan Joko Widodo dan bekas presiden Megawati Soekarnoputri.
"Nggak apa-apa. Biar KPK tahu," ujar Ketua Progres'98, Faizal Assegaf, saat ditemui di lokasi, Jakarta, Rabu (30/7/2014).
Faizal mengaku tidak hanya sekedar orasi dalam aksinya. Mereka akan menginap sampai 21 hari hingga tuntutan mereka didengarkan.
"Kita perorangan datang dengan kesadaran masing-masing untuk kemudian melakukan aksi moral, aksi nginap di gedung KPK. Rabu malam ini kita mulai. Kita berharap seluruh elemen bangsa yang peduli pemberantasan korupsi yang diduga melibatkan Jokowi dan Megawati dapat bergabung dengan kami di sini," kata dia.
Pantauan Tribunnews, Progres 98 tiba di KPK sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka masih bertahan hingga jelang petang di KPK. Sebagian mereka berada di taman KPK, sebagian lagi berada di trotoar.
Mereka terlihat membentuk kelompok-kelompok kecil dan terlibat dalam perbincangan. Sesekali terdengar mereka bernyanyi. Mereka bahkan mendendangkan sepenggal lagu 'munaroh' sebuah lagu yang populer dari lagu sinetron di salah satu tv swasta nasional.
Berikut 4 kasus yang mereka tuntut diselesaikan;
1. Kasus tiga rekening gratifikasi Jokowi, 2. kasus dugaan korupsi APBD Solo saat Jokowi selaku Wali Kota, 3. kasus Bus TransJakarta Jokowi senilai Rp1,5 triliun, dan 4. kasus rekening Jokowi di luar negeri senilai USD 8 juta. Juga kasus Megawati dalam skandal Release and Discharge BLBI. /jpnn.com; /tribunnews.com; /merdeka.com

0 komentar:

Post a Comment