Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka: "Revolusi Mental Harus Dibarengi Revolusi Sistem"


JAKARTA -- Sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib berdasarkan Kurikulum 2013, Pramuka diyakini merupakan wadah yang tepat bagi revolusi mental generasi muda. Namun, revolusi mental ini harus dibarengi dengan revolusi sistem.

“Gerakan Pramuka terus melakukan tahapan perubahan di segala lini. Bagi Gerakan Pramuka revolusi mental dan revolusi sistem adalah dua hal yang berjalin berkelindan," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, Selasa (2/12/2014), seperti dikutip dari siaran pers Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 

Berbicara dalam "Peluncuran Resmi Pelaksanaan Akreditasi Gugus Depan dan Data secara Nasional melalui Websiteakreditasi.gugusdepan.com”, di Taman Rekreasi Wiladatika (TRW), Cibubur, Jakarta Timur, Adhyaksa menambahkan, "Akreditasi dan pendataan ulang adalah bagian dari revolusi sistemik Pramuka.”

Adhyaksa menargetkan pada 2018 seluruh gugus depan di seluruh Indonesia sudah terakreditasi, dengan 50 persen di antaranya terealisasi pada 2015 dan bertahap sampai memenuhi target tersebut. Menurut dia, akreditasi bisa menjadi cara untuk meningkatkan kualitas gugus depan. 

"Gudep adalah ujung tombak Gerakan Pramuka, yang menjadi tempat berkumpul dan berlatih para anggota muda, dari Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega," tegas Adhyaksa. “Dari sinilah (peran) pendidikan kepramukaan membentuk mental generasi muda Indonesia berawal."

Selain akreditasi gugus depan, Kwartir Nasional Pramuka juga mendata seluruh anggota Pramuka lewat jalur online. Selama ini belum ada data valid tentang jumlah anggota kegiatan kepanduan ini di seluruh Indonesia. 

Wakil Ketua Kwarnas bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerja Sama, Marbawi, kebijakan akreditasi maupun pendataan online ini bertujuan meningkatkan performa Pramuka. 

“Pembenahan ini merupakan bagian dari pembenahan fondasi organisasi Gerakan Pramuka untuk menjadi lebih baik, sekaligus memudahkan gugus depan melakukan akreditasi dari seluruh pelosok negeri," tegas Marbawi.

Seperti kerap disebut, salah satu jargon yang didengunkan Presiden Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014 adalah revolusi mental. Menurut Jokowi, revolusi ini diperlukan untuk membawa kemajuan bagi Indonesia dari segala lini. /kompas.com

0 komentar:

Post a Comment