Berapa jumlah anggota dan kekuatan ISIS di Indonesia?



Gerakan Islamic State of Iraq and Siria (ISIS) kini sedang jadi sorotan di Indonesia. Sejumlah kepala daerah dan aparat keamanan menyatakan siaga dengan peredaran ISIS di Indonesia.

Mereka khawatir ISIS akan melakukan kekerasan seperti di Irak dan Suriah. Memaksakan ideologi mereka dan membunuh yang tidak sejalan.

Keberadaan ISIS ditandai dengan aksi mereka di Bundaran Hotel Indonesia. Ada juga mural bertuliskan ISIS di Solo. Sebuah foto anak-anak mendukung ISIS juga muncul di media sosial. Sejumlah anggota ISIS juga melakukan baiat di Gedung Syahida INN UIN Syarif Hidayatullah.

Sebenarnya seberapa kuat ISIS di Indonesia? Berapa jumlah anggotanya?

Peneliti terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib menjelaskan, gerakan ISIS di Indonesia dipelopori oleh Amman Abdurahman, seorang narapidana teroris yang kini ditahan di Nusakambangan.

Amman ini seorang orator. Dia pandai menyampaikan materi soal jihad dengan berapi-api. Banyak yang terpengaruh dengan ucapannya. Namun dari beberapa wawancaranya dengan sejumlah anggota gerakan Islam radikal, Amman belum pernah terlihat di medan perang Poso, Mindanau, atau Afghanistan.

"Amman ini bukan kombatan. Tapi dia orator," kata Ridlwan saat berbincang dengan merdeka.com.

Jumlah jaamaah ISIS Amman Abdurahman ini tak banyak. Kira-kira hanya 500 orang. Tersebar di Bekasi, Solo, Lombok dan beberapa kota lain. Mereka ditambah pecahan Jaamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Ba'asyir.

"Tapi hanya sebagian kecil saja yang bergabung dengan ISIS. Hanya beberapa persen dari jumlah anggota JAT yang jumlahnya sekitar 3.000an orang," kata Ridlwan.

Ridlwan juga menilai gerakan ISIS di Indonesia belum akan melakukan serangan atau tindakan garis keras lainnya. Sebabnya, mereka baru muncul di sosial media, santai-santai saja berani tampil di HI.

"Kalau mau bikin gerakan keras kan mereka justru akan melakukan gerakan klandestin. Tidak tampil terang-terangan seperti ini. Ini baru test the water saja. Saya kira belum ada (serangan atau ancaman," jelas Ridlwan.

Gerakan ISIS pun tak disukai banyak gerakan Islam. Sebagian besar Jaamaah Ansharut Tauhid (JAT) saja menilai ISIS tak pantas dibaiati karena melakukan kekerasan pada Umat Islam.

"JAT kirim orang ke Suriah. Lihat sepak terjang ISIS di sana. Mereka berkesimpulan ISIS tak layak diikuti karena membunuh sesama Muslim. Kalau Ustaz Abu kemungkinan ikut karena terbawa Amman di dalam sel," katanya.

Ridlwan menilai pemerintah tak perlu over reaktif pada gerakan ISIS di Indonesia. Jika diperlakukan terlalu keras malah akan membuat mereka melawan dan bertambah kuat.

"Kebiasaannya kalau ditindas atau ditekan malah akan ada kesan heroik. Diajak dialog saja. Gampang kok kalau mau diusut. Ditelusuri saja, pimpinannya saja ada di dalam penjara. Didata siapa saja anggotanya, lalu dikumpulkan untuk diajak dialog. Pada mau apa sih gabung-gabung ISIS? Saya kira itu lebih efektif," tutupnya. /merdeka.com

0 komentar:

Post a Comment