Santoso Teroris Poso Tewas Tertembak, Begini Kronologinya

Santoso Tewas Tertembak, Begini Kronologinya
Palu - Perburuan terduga teroris Santoso alias Abu Wardah akhirnya usai. Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu tewas diterjang peluru Satgas Operasi Tinombala, Senin 18 Juli 2016 di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara. 
Dalam aksi baku tembak itu, Santoso tewas bersama satu anggotanya, Mukhtar. Sementara tiga orang lainnya berhasil kabur. 
Begini kronologinya yang dikutip dari situs Polda Sulteng. 
Pada hari Senin, (18 Juli 2016), Satgas Gabungan Ops Tinombala mendapati lima orang yang sedang berada di sungai untuk membersihkan diri. 
Belum yakin dengan apa yang dilihatnya,  aparat lalu mendekati sasaran dengan gerakan senyap. Setelah aparat yakin dengan apa yang dilihatnya, pada sore hari sekitar pukul 17.00 wita aparat gabungan langsung melakukan penyergapan.
Merasa terdesak, kelompok Santoso melakukan perlawanan. Kontak senjata pecah. Saling tembak berlangsung kurang lebih setengah jam (30 menit). 
Lokasi kontak terjadi hutan jauh dari pemukiman warga dan berkilo-kilo dari jalan raya. Setelah dilakukan penyisiran didapatlah dua jenazah dalam keadaan luka tembak, dan salah satunya ciri-cirinya identik dengan Santoso. Selain dua jenazah didapat juga satu pucuk senjata panjang pabrikan jenis M-16.
Sementara dua perempuan dan satu laki-laki melarikan diri ke dalam hutan secara berpencar, dan saat ini masih terus dalam pengejaran aparat gabungan TNI-Polri.

Kepala Satgas Daerah Ops Tinombala 2016 Kombes Pol Leo Bona Lubis mengatakan, dari hasil identifikasi luar jenazah, salah satu jenazah yang tertembak benar adalah Santoso.
“Ini berdasarkan identifikasi luar, secara penyidikan kami masih menunggu identifikasi lebih lanjut yaitu ante mortem berkaitan dengan DNA, untuk sampel DNA sudah kita ambil saat ini dalam perjalanan, sehingga kita saat ini masih menunggu waktu,” kata Leo Bona Lubis, Selasa (19/07/2016) siang. /rakyatku.com

Kisah Tragis : NAMA SAYA YUYUN

Saya Yuyun, 14 tahun, siswi kelas 2 SMP 5 Satu Atap di Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong, Bengkulu. Tadi di sekolah ada kegiatan Pramuka, makanya saya memakai seragam cokelat.
Seragam Pramuka saya mungkin tidak sebersih seragam kamu saat sekolah. Maklum saya gadis desa yang akrab dengan getah pohon dan debu. Tapi saya bangga menggenakannya. Saya juga bangga menjadi siswi, bersekolah bersama teman-teman. 

Bagi saya belajar adalah bagian dari perjalanan saya untuk mengenal dunia. Mencerucup ilmu pengetahuan adalah bekal saya untuk masa depan. Meski hidup di desa, di pelosok pulau Sumatera, saya juga punya cita-cita. Saya juga punya harapan untuk masa depan. 


Sama seperti anak-anak lain. Sama seperti putra dan putri bapak dan ibu. Bukankah itu yang diajarkan, bahwa setiap anak harus menggantungkan cita-citanya setinggi langit? Sore itu udara panas ketika saya melewati areal perkebunan sepulang sekolah. 

Hujan memang sudah lama tidak turun. Meski sedikit haus, tapi saya harus cepat pulang. Seperti biasa, saya hanya berjalan kaki, Menusuri tanah desa kami. Saya ingin cepat sampai di rumah, melepaskan lelah setelah berjalan cukup jauh, dan berkumpul bersama keluarga.

Saya memang tidak pernah diantar-jemput ke sekolah. Di desa kami, yang jauh dari keriuhan kota, berjalan kaki adalah kebiasaan. Adakah yang lebih indah bagi kami, selain menusuri jalan-jalan kecil desa? Menikmati sepinya suasana sambil bernyanyi kecil. Membayangkan sendau gurau teman-teman di sekolah tadi pagi.

Di sebuah tikungan, di areal yang sepi saya berjumpa beberapa teman lelaki. Mereka menghampiri saya. Saya kenal salah satunya. Dia adalah kakak kelas. Mereka mengajak saya bergabung duduk di sana, tapi saya menolak. Saya ingin cepat pulang. Saya juga tidak suka dengan bau mulut mereka. Bau arak menguap, seperti kecoa yang keluar dari got. Juga biji mata yang semerah saga.

Tapi mereka tidak suka ditolak. Satu orang menarik tangan saya dengan kasar. Saya menepisnya. Tiba-tiba dari belakang, seorang yang lain menyergap. Membekap mulut saya, menghalangi suara teriakan. Saya hampir kehabisan nafas.

Salah satu dari mereka memukul dengan keras. Saya terhuyung. Pandangan menjadi gelap. Yang lain membawa tali, mengikat tangan saya. Sambil terus meronta, saya berusaha melepaskan diri. Tapi tenaga mereka seperti banteng. Ke 14 lelaki itu, yang sebagian juga mengenal saya, telah memperlakukan saya seperti binatang. Saya dibanting dengan keras ke tanah, disusupkan diantara pepohonan.

Mereka menarik seragam Pramuka saya. Robek, Rok cokelat tua dikoyak. Saya menjerit, tapi bekapan tangan mereka begitu kuat. Lalu dengan paksa mereka memperkosa saya.
Saat itu, di tengah himpitan kebejatan, saya hanya bisa merintih. Mulut saya tidak henti-hentinya memanggil ibu. Saya berharap dia mendengar rintihan putrinya.

Ibu, inilah putri kecilmu. Dikangkangi gerombolan binatang dengan mulut bau arak dan nafsu luber di kepala. Ibu inilah putrimu merintih menahan perih. Perih pada tubuhku. Pedih pada jiwaku. Mereka menyiksaku. Merusak kehormatanku beramai-ramai. Memukuli tubuhku dengan tangan dan kayu. Ibu inilah putri yang engkau lahirkan, yang engkau rawat dan sekolahkan. 

Diperlakukan dengan bengis, disusupkan diantara ilalang, diikat seperti binatang. Ibu ini Yuyun. Yuyun sendirian menghadapi kebuasan iblis yang menjelma manusia. Ibu...

Tapi mereka terus menyerang kewanitaanku. 14 orang secara bergantian. Saya rasa sekeji-kejinya binatang tidak ada yang memperlakukan mahluk seperti itu. Hanya rasa perih yang terasa, Setiap saat semakin perih. Saya menjerit. Tapi suara sudah habis. Jeritan saya disusul pukulan kayu ke kepala. Semuanya gelap.

Dalam gelap saya terbayang wajah sedih ibu. Air matanya meleleh. Melintas kemurungan di wajah bapak. Urat mukanya tegang. Saya ingin memeluknya. Ingin mengadu pada mereka. Tapi suasana semakin gelap. Saya tidak lagi merasa sakit. Setelah puncak rasa sakit, yang ada hanyalah kekosongan.

Tubuh saya ringsek. Seragam Pramuka yang hanya satu-satunya itu terkoyak. Kasian ibu, dia harus membelikan seragam Pramuka yang baru. Maafkan saya, ibu. Kebengisan ini telah merusak seragam Pramukaku. Maafkan aku bapak, pukulan kayu di kepalaku telah memisahkan kita untuk selamanya.

Nama saya Yuyun. Siswi kelas 2 SMP 5 Satu Atap, Padang Ulak Tanding, Rejang Lebang, Bengkulu. Saya juga punya cita-cita, sama seperti anak bapak dan ibu. Kini cita-cita itu tanggal. Saya hanya tinggal jasad, menggenakan seragam Pramuka yag koyak, ditemukan terikat di dasar jurang.

Sepenggal Doa UntukMu, Yuyun..

Meskipun kita tidak pernah bertemu, namun apa yang telah terjadi padamu seakan terasa sakit dihati kita semua..

Beristirahatlah dengan tenang di Sorga, Yuyun..

Tas Diduga Berisi Bom, Ternyata Hanya Berisi Pakaian Anak

Banggai - Tas yang diduga berisi bom, yang ditemukan di tepi pagar pekarangan rumah warga yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kilometer 2, Luwuk Banggai Sulawesi Tengah ternyata hanya berisi barang-barang biasa.
Hal ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan intensif oleh Unit Penjinak Bom (Jibomb) Brimob Poso pada Minggu 24 April 2016 dengan mengurai seluruh isi tas yang mencurigakan tersebut.
Hasilnya, Tas tersebut hanya berisi pakaian anak anak serta perlengkapan bayi lainnya, berupa bedak, tempat sabun dan mainan.
Sebelumnya tas hitam bertuliskan Sofie Martin itu, pertama kali dilihat warga pada sabtu sore kemarin (23/04). Marwan, warga sekitar lokasi kejadian mengaku khawatir setelah tas yang dilihatnya, tak kunjung di ambil pemiliknya.
Sementara, sejumlah anggota Kepolisian Resor (Polres) Banggai, yang mendapati laporan, langsung mendatangi dan mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi untuk melokalisir tas tersebut dari jangkauan masyarakat sambil menunggu kedatangan tim Penjinak Bom Brimob Poso. *TR

Jokowi Perintahkan Wisma Atlit Hambalang


Jakarta - Presiden Joko Widodo memerintahkan tiga hal setelah melakukan kunjungan ke lokasi proyek wisma atlet Hambalang, pada Jumat (18/3/2016) pekan lalu.

Jokowi menekankan, pemerintah ingin menyelamatkan proyek Hambalang yang terhenti pembangunannya karena merupakan aset negara.

Ada tahap-tahap yang akan dilakukan demi upaya penyelamatan aset itu. 

Pertama, Presiden memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengkaji topografi dan bangunan apakah layak untuk diteruskan pembangunannya atau dialihfungsikan. 

"Kedua, Presiden akan meminta BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk mengaudit secara menyeluruh proyek Hambalang itu sendiri," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP di Istana, Senin (21/3/2016). 

Ketiga, Presiden juga akan berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo dari sisi hukum. 

Dalam kunjungannya ke proyek itu, terdapat barang-barang yang sudah dibeli terlebih dahulu, padahal pembangunannya belum rampung. 

Setelah tahapan-tahapan tersebut dilakukan, Presiden akan memutuskan apakah proyek itu dilanjutkan, dihentikan atau dialihfungsikan.

Proyek itu dimulai saat pemerintahan SBY, yang terhenti setelah salah satu bangunannya yang ambles dan ada tindak pidana korupsi proyek tersebut yang diusut KPK.

Pembangunannya pun dihentikan hingga saat ini. Jokowi mengaku, masih memikirkan apakah megaproyek yang menelan biaya hingga Rp 1,2 triliun dari anggaran negara ini perlu dilanjutkan atau tidak. /kompas.com

Helikopter TNI AD Jatuh di Poso, 13 Penumpang Meninggal Dunia



Helikopter Bell 412 EP TNI AD (Photo; ARC.web.id)
MAKASSAR - Kepala Penerangan Wilayah Kodam (Kapendam) VII/Wirabuana Kolonel CZI I Made Setia membenarkan helikopter milik TNI AD jatuh hingga terbakar di Mapanne, Poso, Minggu (20/3/2016) sekira pukul 17.55 WITA.
Helikopter milik TNI AD berjenis Helly Bell 412 EP Nomor HA-5171 jatuh hingga terbakar di Kasiguncu, Poso, Sulawesi Tengah. Sebanyak 13 orang berada dalam helikopter tersebut.
Made Setia menjelaskan, rombongan berangkat dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Utara sekira pukul 17.30 WITA menuju salah satu daerah di Poso.
Namun, nahas dalam perjalanan helikopter tersebut jatuh di Kelurahan, Kasiguncu, Kecamatan Poso pesisir, Kabupaten Poso.
Pernyataan tersebut diungkapkan di halaman rumah jabatan Kodam VII/Wirabuana Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.
Berikut 13 penumpang helikopter TNI AD yang Jatuh di Poso :
1. Danrem Kolonel Inf Syaiful Anwar.
2. Kolonel Inf Ontang (BIN).
3. Kolonel Inf Herry (Bais).
4. Letkol Cpm Teddy (Dandenpom Palu),
5. Mayor Faqih (Kapenrem).
6. Kpt Yanto (Dokter Korem).
7. Prada Kiki
Crew helikopter :
1. Kapten Cpn Agung.
2. Pilot, Letnan Cpn Wiradi.
3. Copilot, Letnan dua Cpn Tito.
4. Copilot, Sertu Bagus.
5. Mekanik, Serda Karmin.
6. Mekanik dan Pratu Bangkit (Avionic)
Adapun korban tewas yang baru diidentifikasi dalam insiden tersebut ialah:
1. Kolonel Inf Saiful Anwar.
2. Kolonel Inf Ontang.
3. Kolonel Inf Heri Setiaji.
4. Letkol Cpm Tedi.
5. Mayor Inf Faki.
Hingga kini Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti dalam perjalanan ke tempat kejadian jatuhnya helikopter.




Gempa 8,3 SR Guncang Kepulauan Mentawai

Gempa Mentawai 7,8  SR

Jakarta - Gempa berkekuatan 8,3 Skala Richter (SR) mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa tersebut terjadi pada pukul 19.49 WIB.

Gempa pada 682 km Barat Daya Kepulauan Mentawai tersebut berkedalaman 10 km. BMKG menginformasikan, gempa besar tersebut berpotensi menimbulkan tsunamiBadan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menginformasikan, lokasi gempa yang terjadi malam ini, Rabu (2/3/2016) adalah 5.16 LS, 94.05 BT.


Pada pukul 22.34 WIB  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa 7,8 skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3/2016).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan tenang. Tidak perlu takut dan kondisi aman," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo, Rabu malam.
Menurut Sutopo, tsunami memang terdeteksi di dua titik. Tsunami terdeteksi di Pulau Cocos setinggi 10 sentimeter pada pukul 21.15 WIB dan di Padang setinggi 5 sentimeter pada pukul 21.40 WIB.
Meski demikian, BNPB mendapat laporan dari BPBD sejumlah daerah bahwa masyarakat dalam kondisi aman.
BPBD Mentawai telah melakukan komunikasi melalui radio dan melaporkan bahwa masyarakat berada di tempat yang aman. 
"Masyarakat di Sikakap, Pagai Selatan, Sipora, Siberut, dan Kepulauan Mentawai lain dalam kondisi aman dan mengungsi di tempat yang tinggi," ucapnya.
Sutopo melanjutkan, di daerah-daerah di pulau dan sepanjang pantai barat Sumatera, seperti Nias Selatan, Nias, Simeuleu, Aceh Singkil, Aceh Barat, Muko-Muko, daerah di sepanjang Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung, dilaporkan aman.
"Tidak ada korban jiwa, kerusakan bangunan dan tsunami tidak terlihat di pantai," ucap Sutopo.
"BMKG Sumbar telah mencabut peringatan tsunami untuk 15 daerah sejak pukul 21.30 WIB," kata dia.
Kemudian, masyarakat di Kota Padang dan sebagian di pesisir barat Sumatera merespons peringatan tsunami dengan evakuasi di selter tsunami.
Sebelumnya, BNPB membangun beberapa selter dan telah digunakan masyarakat. BNPB juga memanfaatkan atap masjid, gedung bertingkat, sekolah, dan lainnya.
"Di beberapa tempat, terjadi kepanikan dan kemacetan lalu lintas karena banyak masyarakat yang membawa kendaraan bermotor," tutur Sutopo.

KPK Belum Temukan Indikasi Korupsi dalam Kasus Sumber Waras

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga saat ini belum menemukan adanya indikasi korupsi dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dengan demikian, hingga saat ini kasus tersebut belum dinaikkan ke tahap penyidikan.
"Selama ini kami belum naikkan (masih penyelidikan), karena belum ada yang mengarah ke tindak pidana korupsi, jadi belum ada ke arah sana," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan saat ditemui di Gedung KPK, Senin (29/2/2016) malam.
Basaria menjelaskan, untuk menaikan kasus tersebut ke tahap penyidikan, setidaknya dibutuhkan dua alat bukti yang cukup. Namun, hingga saat ini belum ada bukti yang cukup yang ditemukan penyidik.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelumnya menemukan enam penyimpangan dalam pembelian lahan Sumber Waras.
Enam penyimpangan itu adalah penyimpangan dalam tahap perencanaan, penganggaran, tim, pengadaan pembelian lahan RS Sumber Waras, penentuan harga, dan penyerahan hasil. 
Meski demikian, menurut Basaria, temuan BPK tersebut belum cukup menguatkan indikasi korupsi dalam pembelian lahan Sumber Waras.
"Sementara ini belum. Belum ada bukti permulaan yang cukup untuk dinaikan menjadi penyidikan," kata Basaria.
Pemerintah Provinsi membeli lahan milik Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) senilai Rp 800 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2014.
Oleh BPK, proses pembelian itu dinilai tidak sesuai dengan prosedur dan Pemprov DKI membeli dengan harga lebih mahal dari seharusnya sehingga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 191 miliar./kompas.com

Polisi tembak seorang terduga teroris Poso

Poso - Polisi menemukan jenazah seorang terduga teroris jaringan Santoso di pegunungan Desa Torireh, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, pada Senin, 29 Februari.
“Dari penyisiran pagi tadi (Senin), ditemukan satu jenazah yang merupakan bagian dari kelompok sipil bersenjata di Poso," kata Kepala Operasi Tinombala Poso, Komisaris Besar Leo Bona Lubis, Senin.
Loe yang sedang berada di Lore Tengah menjelaskan peristiwa baku-tembak terjadi di pegunungan Desa Torireh, sekitar 80 kilometer dari Poso, pada Minggu, 28 Februari, sekitar pukul 18:30 WITA dan berlangsung selama sekitar satu jam.
Pasca tembak-menembak tersebut, pasukan Tinombala terus mengejar kelompok sipil bersenjata dan menyisir sekitar lokasi baku tembak.
Dari penyisiran itu, Pasukan Operasi Tinombala menemukan satu mayat, satu pucuk senjata api laras pendek jenis pistol revolver, dan tiga pucuk senjata laras panjang rakitan.
Belum diketahui identitas jenazah tersebut karena masih dalam proses evkuasi untuk diidentifikasi.
Leo mengemukakan, baku tembak itu bagian dari perburuan teroris pasca kontak senjata yang sama, yang terjadi di Desa Sangginora pada 9 Februari 2016 yang menewaskan dua orang pelaku teror serta seorang anggota Polri.
Pasukan Operasi Tinombala yang terdiri atas personel polisi dan TNI terus mengejar kelompok sipil bersenjata di seluruh pegunungan Lore yang selama ini menjadi lokasi persembunyian kelompok sipil bersenjata Santoso. /rappler.com

Dinasehati Jokowi, Ridwan Kamil Tidak Maju Pilgub DKI Jakarta





Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah memutuskan tidak maju ke Pilgub DKI 2017. Pria yang akrab disapa Emil itu mengungkap pesan Jokowi terkait keputusannya.

Emil menuturkan, dalam proses pengambilan keputusan, sejumlah tokoh nasional mengajaknya bertemu, di antaranya Presiden Jokowi, Ketua MPR yang juga Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketua DPR yang juga politikus Golkar Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, dan ada beberapa menteri. 

Soal pesan dari Jokowi, Emil mengungkap Presiden menyampaikan pentingnya menyelesaikan sesuatu yang belum selesai dengan baik.

"Saya bersahabat dengan Pak Jokowi zaman jadi Wali Kota. Apalagi sebagai Presiden. Saya menghadap, intinya saya menyampaikan saya akan mengambil keputusan terbaik. Intinya, beliau menyampaikan, keputusan yang terbaik itu bukan semata-mata mengejar sesuatu yang lebih besar, tapi yang di depan mata belum terselesaikan dengan baik," kata Ridwan dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016).

Emil juga mengungkap Jokowi berharap dia tak bertanding dengan Ahok di Pilgub DKI. Jokowi tak ingin salah satu dari dia atau Ahok akhirnya tak berkontribusi untuk bangsa.

"Beliau (Jokowi) melihat saya dan Pak Ahok ini adalah pemimpin daerah yang diapresiasi. Dan sebaiknya tidak bertanding. Nanti bila salah satu kalah dan tidak berguna bagi bangsa dan negara. Itu sebabnya, nasihat bijak beliau sangat saya pahami," beber arsitek lulusan University of Berkeley California ini.

"Kalau saya lawan Pak Ahok, Pak Ahok menang saya nganggur. Atau saya menang Pak Ahok nganggur. Jadi nggak bermanfaat. Mungkin itu nasihat bijak yang saya pahami," ungkap pemimpin 44 tahun ini. /detik.com










Pasha Wakil Walikota Palu Merokok, Di Usir Pejabat Senior


Makin parah! Pasha dan Hidayat merokok bareng di acara resmi, Pantaskah?
Bali - Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Said atau akrab disapa Pasha Ungu melanggar wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Puspem Badung, Bali.

Mantan vokalis band ini akhirnya diarahkan untuk merokok di wilayah yang bukan KTR.
Kejadian ini berlangsung pada Jumat (26/2/2016) di sela-sela pertemuan pelayanan inovasi pelayanan publik di Puspem Badung yang diikuti 57 pimpinan daerah seluruh Indonesia.

Saat itu, Pasha merokok di lantai tiga. Dia menuju ke toilet dan menghidupkan sebatang rokok. Namun baru dua kali sedotan, seorang pejabat senior Badung menyambanginya dan mengajak merokok di luar ruangan KTR.

Aksi pejabat negara ini sempat menjadi perbincangan pegawai di lingkup Badung.

Pasha tetap asik Selfie bersama ibu-ibu

Mereka menilai Pasha tidak bisa menjaga posisinya sebagai pejabat karena merokok di depan umum.
Kehadiran Pasha di Puspem kemarin juga menyedot perhatian istri-istri pejabat untuk selfie.

“Pak Pasha, pak Pasha, foto yuk,” ujar belasan ibu-ibu Jumat (26/2/2016) di Puspem. Pasha pun menyambut gembira ajakan berfoto selfie tersebut.

“Foto? Ayook,” ujar Pasha. Tidak hanya ibu-ibu, pejabat pria ikut nimbrung foto.

Pasha ketika mau dimintai keterangan terhadap sikapnya tersebut, dia malah menghindar dan masuk ke ruang makan pejabat, ia tak mau menemui wartawan.

Dalam pertemuan kemarin dihadiri Menteri Pendayagunaan Apratur Negara dan Revormasi Birokrasi Prof Yuddy Chirsna.

Kunjungan Yuddy ke Badung untuk membahas inovasi pelayanan publik yang berperan terhadap kemajuan perekonomian nasional.

Dalam paparanya, profesor ilmu politik Universitas Nasional ini mengungkapkan, kemudahan berusaha 2016, Indonesia ada di peringkat 109 dari 180 negara.

Poin Indonesia masih kalah dibandingkan Singapura (peringkat 1), Malaysia (peringkat 18), Thailand (49) dan Vietnam (70). Menurut Yuddy, peyebab utama belum baiknya peringkat karena korupsi dan inefisiensi birokrasi.

Karena itu pihaknya berharap kepala daerah merevolusi mental pegawai dan sistem pelayanan khususnya kemudahan dalam membuat isin usaha.

“Jangan lagi berbelit-belit. Jangan lagi pengurusan izin menghabiskan waktu berhari-hari, harus hitungan jam. Sitem yang berbelit dan lama membuat takut pemodal berinvestasi,” ujarnya. /hatree.net