Menyingkat kata, saya akan uraikan persamaan antara Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
A.INTERNASIONALIS
1.Baik
PKI maupun PKS berorientasi Internasionalis. Dahulu, PKI dianggap
kepanjangan tangan Partai Komunis Uni Sovyet dan China. Meskipun Partai
Komunis di dua negara itu berbeda dengan PKI. Demikian halnya dengan PKS
merupakan perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin (IM) dari
Mesir. Meskipun varian Ikhwanul Muslimin di berbagai negara tidaklah
selalu sama. PKS mengambil IM varian Sa’id Hawwa faksi Qiyadah Syaikh.
2.Cita-cita
gerakan komunis, tercipta keadilan distributif ala sosialisme di
seluruh negri . Sedangkan gerakan Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam .
Dengan turunan membebaskan negeri dari kekuatan asing. Menegakan
masyarakat demokrasi nasional berbasis sosialisme di Indonesia.
Sedangkan IM, menegakan negara Islam yang merdeka dan memberlakukan
hukum-hukum Islam (Risalah Ta’alim)
3.PKI
tidak secara terang-terangan mengacu kepada gerakan Komunisme di Uni
Sovyet maupun China. Demikian halnya dengan PKS. Dalam Piagam Pendirian
dan AD/ART tidak ada disebutkan PKS perpanjangan tangan IM dari Mesir.
Meskipun demikian, baik PKS maupun PKI memiliki orientasi gerakan yang
sama: universal internasionalis.
4.Bisa
kita bandingkan dengan Partai Politik yang ada sekarang di Indonesia di
luar PKS. Apakah ada yang memiliki orientasi Internasionalis, selain
PKS. Di luar partai, ada ormas seperti Hizbul Tahir, yang juga
berorientasi Internasionalis.
5.Jaringan
Internasionalis antar komune (PKI) dan ikhwan (PKS) menjadikan ikatan
solidaritas dan persaudaraan lintas negara menjadi kuat. Seperti PKI
yang membantu mengembangkan gerakan komunis di Vietnam, dan merespon
ketegangan blok soviet dan Amerika. Demikian halnya dengan PKS, yang
sangat cepat merespon HI Palestina bernama HAMMAS dalam perjuangan
melawan Israel. Makanya tak mengherankan jika PKS lebih peduli dengan
isyu Palestina, ketimbangan isyu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab
yang menderita. Karena lebih terikat pada Internasionalis daripada
ikatan Nasionalis. Padahal TKI yang menjadi korban, mayoritasjuga Muslim yang teraniyaya.
6.Untuk
menunjang ikatan solidaritas persaudaraan, PKI membangun Poros Jakarta
Peking. Sedangkan PKS, membangun poros Indonesia Turki. Selain membangun
komunikasi juga membuat program pendidikan para kader.Persis
dengan PKI yang mengirim kadernya untuk belajar di Universitas di
China, Moskow, Prancis dan negara Eropa lainnya. PKS pun mendapat jalan
untuk mengirimkan kadernya untuk belajar di pelbagai Universitas di
Timur Tengah dimana IM ada disana. Saat ini IM cukup berkembang di
Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Turki, Arab Saudi, Yaman dan Sudan.
Saat pendirian awal PK pada tahun 1998, IM dari negara di Timur Tengah
banyak membantu pendanaan..
B.MUSUH BERSAMA
1.Perbedaan
ideologi memacu ketegangan antar blok dunia. Meskipun Indonesia secara
nyata berada pada posisi Non Blok, akan tetapi karena pengaruh PKI,
Sukarno sering menyerang kebijakan Amerika dan Inggris. Kebencian
terhadap Amerika dan Inggris, sama dengan partai komunis di negara
manapun. Demikian juga dengan PKS, yang memandang Amerika dan Israel
sebagai musuh bersama. Dimanapun IM berada dan di negara manapun.
2.Untuk
identifikasi musuh, maka diciptakan jargon bersama. PKI menyebut
Amerika dan sekutunya sebagai bahaya Imperialisme. Sedangkan PKS dan IM
menyebutnya sebagai bahaya zionis. Jargon ini seragam dinegara manapun.
Secara tidak langsung menunjukpada sasaran yang sama: Amerika dan Israel.
3.Sementara
untuk musuh di dalam negri, mereka biasa menyebut dengan istilah “antek
atau agen”. PKI menyebut antek atau agen Imperialis, sedang PKS
menyebunya antek atau agen Zionis. Siapapun orang atau organisasi yang
mereka anggap musuh, maka akan keluar stigma ini.
4.Baik
PKI dan PKS tidak menyukai hal yang berbau “barat”. Bagi mereka barat
identik dengan Liberal. PKI sering menuding para pejabat negara dengan
gaya hidup mewah dan PSI, dicap sebagai prilaku Liberal. Demikian juga
dengan PKS yang sering menuding orang dengan cap serupa: Liberal.
Diantaranya menuding Liberal kepada media massa. Padahal
senyatanya prinsip liberal (kebebasan) pers hanya tumbuh di
negara-negara demokratis. Hanya negara yang otoriter yang membatasi
ruang kebebasan pers. Seperti di Uni Soviet atau di zaman Orde Baru di
bawah pemerintahan Soeharto.
5.Ketika
Uni Soviet berhadapan dengan sekutu yg dipimpin oleh Amerika dalam
perebutan Jerman tahun 1945, maka saat itu, kebencian terhadap Amerika
dan sekutunya lahir. Kebencian Uni Soviet terhadap Amerika ditularkan
gerakan komunis di Indonesia. Demikian juga dengan gerakan Ikhwanul
Muslimin di Mesir yang secara langsung terlibat perang di Palestina
melawan Israel. Kebencian terhadap Israel zionis Amerika, ditularkan
juga ke Indonesia.
6.Padahal
sejarahnya musuh Indonesia adalah Belanda, Jepang dan NICA Inggris.
Belum pernah bangsa Indonesia melakukan konfrontasi langsung dengan
Amerika. Namun bibit permusuhan dengan Amerika dibawa oleh komunis
Soviet, maka PKI pun mengangap sebagai musuh bersama. Demikian juga
Israel belum pernah terlibat konfrontasi langsung dengan Indonesia.
Namun bibit permusuhan dari IM Mesir, masuk juga ke Indonesia lewat PKS.
7.Sebaliknya,
PKI tidak pernah menjadikan zionis atau Israel sebagai isyu permusuhan.
Demikian juga dengan PKS, tidak pernah menjadikan komunis Soviet
(Rusia) dan China, sebagai isyu permusuhan. Padahal jika dilihat ajaran
komunisme dianggap ateis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
8.Baik
PKI dan PKS sangat kaya perbendaharaan untuk memberi stempel bagi
musuh-musuhnya. Dahulu ada cap seperti kaum sarungan, tuan tanah,
feodal, kapitalis birokrat (kabir), sekterian, revisionis, anti rakyat.
Sekarang muncul cap kafir, dajjal, tukang fitnah,thogut, musyrik dll.
Pendek kata, baik PKI dan PKS sangat mudah memberi cap stempel kepada
musuh-musuhnya.
C.METODE GERAKAN
1.Aksi
massa, mobilisasi dan demostrasi digunakan sebagai metode gerakan baik
oleh PKI maupun PKS. Hal ini untuk menguji para kader pada satu isyu dan
terdisiplinkan. PKI sering menggunakan Gelora Istora Senayan untuk
mengumpulkan para kader. Mendengar pidato Aidit. Dan para petani, buruh
sering melakukan demo ke kedutaan dan gedung pemerintahan. Demikian juga
dengan PKS. Berbeda dengan mobilisasi massa atau demostrasi yang
dilakukan oleh kelompok lain. Baik PKS maupun PKI, demonstrasi nampak
lebih tertib dan disiplin.
2.Aksi
Massa terorganisir dan sepihak juga digunakan. Biasa dikenal istilah
“pendudukan”. Para kader PKI sering melakukan aksi sepihak dengan
menduduki tanah-tanah di pedesaan. Sedangkan PKS wilayah pendudukannya
adalah Mesjid dan lembaga intra kampus. Karena basis PKI dan PKS
berbeda. Tetapi sama dalam pengertian aksi sepihak atau pendudukan atau
okupasi.
3.Mendirikan
Partai politik dan Ikut Pemilu. Gerakan komunis di Indonesia di mulai
dengan perpecahan di tubuh SI pada tahun 1918. Setelah itu SI Merah
masuk ke basis buruh. Peristiwa pemberontakan pertama dikenal dengan pemogokan buruh pada tahun 1926.Sifat
pemberontakan PKI, kembali terjadi pada perististiwa madiun 1948.
Tetapi kemudian, PKI mengubah siasat dengan ikut Pemilu padatahun
1955. Demikian juga dengan PKS, yang awalnya adalah kelompok tarbiyah
di mesjid dan kampus. Sistem gerilya dilakukan. Meskipun ada cikal bakal
pemberontakan, seperti keterlibatan Hilmi Aminuddin dalam gerakan NII.
Atau keterlibatan Danu Mohammad (ayah Hilmi Aminuddin) dalam
pemeberontakan DI/TII. Tetapi untuk sementara metode frontal ini diredam
dahulu. Dan memilih metode pendirian partai secara formal dan ikut
Pemilu. Pada tahun 1998, kelompok ini membentuk PK dan ikut Pemilu.
4.Perubahan
metode gerakan atau taktik gerakan, sudah lazim dilakukan di berbagai
negara. Di Indonesia contohnya, gerakan perlawanan bersenjata GAM
berubah menjadi partai politik dan ikut pemilu. Juga seperti gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang kemudian mengubah taktik untuk menjadi
partai politik dan ikut Pemilu. Perubahan metode ini sekarang marak
dilakukan gerakan di Amerika Latin. Slogannya, “dari peluru menuju
pemilu”
5.Metode
pendirian partai politik dan ikut Pemilu sesungguhnya baru baik bagi
PKI maupun PKS. Karena metode gerakan murni tidaklah demikian. Seperti
gerakan komunis China dan Uni Soviet, lebih memilih jalan revolusi.
Gerakan komunis memang dikomando oleh Partai Komunis, tetapi tidak
menempuh jalan pemilu tetapi revolusi. Begitupun dengan Ikhwanul
Muslimin di Mesir, didirikan tahun 1928, memilih jalan gerakan
perlawanan bahkan membentuk divisi militer untuk berperang melawan
Israel di Palestina.
6.Kemampuan
menggalang dan konsolidasi PKI dan PKS tidak diragukan lagi. Bayangkan,
setelah dihajar oleh TNI pada pemberontakan Madiun 1948, PKI dapat
bangkit kembali. Dalam waktu 7 tahun, PKI dapat masuk 5 besar partai
yang menang Pemilu 1955. Begitu juga dengan PKS. Dalam waktu yang
relatif singkat PKS dapat masuk 5 besar pada pemilu 2009. Bahkan
perolehan suara antara tahun 1999 ke 2004, melonjak hingga 600%.
7.Baik
PKI maupun PKS, menganggap partai adalah komunitas. Bukan semata
kendaraan politik. Partai harus mampu memberi jawaban atas masalah
anggota, simpatisan dan kader. Baik masalah ekonomi maupun sosial.
Kantor partaiPKI dan PKS adalah markas yang hidup dan dinamik. Semua hal diurus. Dari urusan anggota yang melahirkan hingga meninggal dunia.
D.POLITIK, KEKUASAAN
1.Dalam
menjalankan politik, PKI dan PKS menempuh jalan akomodatif semu atau
konfrontasi terbelah. Maksudnya, para elit PKI dapat bekerjasama dengan
Presiden Sukarno untuk melawan musuh Amerika, tetapi dilain sisi para
anggota PKI melakukan aksi-aksi sepihak merongrong pemerintahan Sukarno.
Satu sisi mendukung, satu sisi menentang. Seperti yang dilakukan PKS
saat ini pun serupa. Tidak jelas kelamin opoisisi atau berada dalam
koalisi. Baik PKI dan PKS berprinsip, berpihak yang memiliki peluang
menang besar. Dalam khazanah politik dikenal dengan taktik, “polisi baik dan polisi jahat”.
Partai membagi peran, siapa yang menjalankan sebagai “polisi baik” dan
siapa yang berperan sebagai “polisi jahat”. Itulah yang saya sebut
dengan konfrontasi terbelah.
2.Baik
PKI maupun PKS merangkul dan masuk ke semua lini. Meskipun basis utama
PKI adalah buruh tani, tetapi untuk menjalankan politik kekuasaan,
mereka masuk juga ke kelompok elit politik dan TNI. Sehingga dulu, kita
mendengar banyak perwira TNI yang merupakan binaan PKI. Begitu juga
dengan PKS, mereka masuk ke TNI lewat Wiranto, masuk ke Cendana lewat
Titiek Suharto, dan mulai mengambil hati kelompok NU dan Muhammadiyah.
Padahal secara ajaran, kelompok yang didekati ini bertentangan secara
“ideologis”. Alasan PKI dahulu, masih banyak anasir borjuasi kecil yang
revolusioner.
E.PARTAI KADER
1.Baik
PKI mapun PKS memilih bentuk sebagai Partai Kader. Meskipun pada tahun
1960an, PKI mengkombinasikan antara Partai Kader dan Partai Massa.
Demikian juga dengan PKS, setelah tahun 2010, mendeklarasikan diri
sebagai partai terbuka. Meskipun demikian, motor pengerak tetap bertumpu
pada kader. Alasannya serupa, partai kader yang bersifat eksklusif
sulit untuk merangkul semua kelompok untuk memenangkan Pemilu.
2.Pembinaan
kader yang dilakukan PKI dan PKS mengunakan sistem sel. Membentuk
kelompok kecil beranggota tidak lebih dari 7-10 orang dan dibina oleh
seorang mentor. Istilah “dibina” dahulu dipergunakan juga oleh PKI.
Sehingga jelas hubungan antara Mentor (guru/ murrobi) dan kader (murid).
Setiap seminggu sekali, para mentor akan bertemu untuk melaporkan
perkembangan binaan masing-masing dalam rapat bersama antar mentor.
Usroh, sistem sel ini bersifat eksklusif. Jelas perjenjangan kadernya.
Hubungan guru dan murid digunakannya oleh kalangan NU, dengan hubungan
Kiai dan Santri. Tetapi hubungan ini tidak dilakukan dalam sistem sel.
3.Dalam
pola yang seperti ini, sulit bagi murid untuk melawan guru. Karena
pembinaan dilakukan bertahun-tahun lamanya. Guru atau Murrobi sebenarnya
juga murid dari guru di atasnya. Bila ada yang menyerang guru atau
kiai, maka para murid akan serentak membelanya.
4.Para
mentor atau guru akan menunjukan buku buku wajib yang harus dibaca oleh
para kader. Mengikuti pengajian / Liqo atau diskusi lapangan (istilah
PKI) secara rutin. Pada saat yang bersamaan, akan keluar beberapa
doktrin dasar. Seperti menjauhi kehidupan duniawi (PKS) atau kehidupan
kaum borjuis (PKI).
5.Baik
PKI dan PKS mengenal “sumpah” atau “baiat” bagi anggotanya. Hal ini
untuk mengikat dengan kesatuan komune atau jama’ah. Hampir semua kader
dipahamkan jika mereka berbeda pendapat dengan qiyadah (pemimpin) dan mengkritiknya, hal itu bisa mencederai makna bai’at dan jamaah
6.Para
kader dituntut untuk “melek buku”. Belajar terus menerus. Selain itu
mereka diarahkan untuk mengikuti kursus-kursus ideologi maupun kursus
ketrampilan. Sekolah-sekolah formal dibangun sejak TK/SD. Bahkan PKI
memiliki perguruan tinggi, namanya Akademi Ali Archam. Sekolah-sekolah
PKI tidak terlampu jauh dengan pabrik atau wilayah perkebunan. Sedangkan
PKS, sekolah berdekatan dengan Masjid.
7.Literatur
wajib yang dibaca oleh kader sudah dipandu. Seperti buku sejarah dan
karya Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Abul A’la Al-Maududi dan Yusuf
Qaradhawi.Begitupun dengan PKI,
yang mewajibkan kader memahami pemikiran Karl Marx, Feurbach, Hegel,
Lenin, dan Mao Tse Tung. Kisah perjuangan Hasan Al Banna tidak kalah
heroik dengan kisah perjuangan Mao Tse Tung. Dan dapat membangkitkan
semangat para kader. Bacaan wajib lebih bersifat agitatif dan menjadi
doktrin. Seperti Matrialisme, Dialektika Historis (MDH), Manifesto
Komunis atau Garis Masa (PKI). Sedangkan PKS, akan diperkenalkan dengan
bacaan Tarbiyah Politik, Pajak Kehinaan atau Catatan Harian Dakwah.
Mempertegas varian gerakan PKI mengajarkan doktrin Marxisme Lenisme,
sedang PKS diperkenalkan IM varian Quthbiyah.
8.Baik
PKI dan PKS, tidak percaya pada media massa. Mereka menganggap media
massa tidak lebih dari propaganda agen barat atau kaum kapitalis. Untuk
menyeimbangkan itu, PKI dan PKS membuat media propaganda tersendiri.
Dahulu oplah koran seperti “bintang merah” yang dikeluarkan PKI
mengalahkan oplah koran umum. Karena para kader wajib membacanya.
Informasi yang benar hanya bersumber pada Partai. Di luar itu hanya
berisi fitnah atau propaganda hitam.
9.Tidak
ada hari bagi kader PKI dan PKS untuk melakukan dakwah (PKS) atau
Propaganda (PKI). Tugas ini, tugas semua kader di semua tingkatan.
Istilah PKI, semua kader adalah agen AgitProp (Agitasi propaganda).
Salah satu tujuan dakwah dan propaganda adalah pengorganisasian
calon-calon kader baru. Berbeda dengan partai politik lain, yang baru
melakukan kampanye saat menjelang Pemilu. PKI dan PKS, tugas dakwah atau
propaganda dilakukan setiap hari, setiap saat.
10.Baik
PKI maupun PKS, mengandalkan iuran dan infaq anggota. Kantor pusat PKI
di jalan Kramat Raya Jakarta, sebagian besar dananya diperoleh dari
sumbangan anggotanya. Semua pendapatan dari anggota dibukukan secara
rapi.
11.Ciri
yang dapat dilihat juga antara PKI dan PKS, dalam penyebutan istilah.
Misalnya, kata “kawan” disadur dari kosa kata “Camerade” yang biasa
dipakai kaum komunis di Soviet. PKS mengunakan kata ikhwan dan ukhti;
ana dan antum. Atau istilah “revolusi” menjadi “jihad”; istilah “martir”
menjadi “mujahid”.Istilah “setan desa” menjadi “thaghut’.
12.Kedua
partai ini, juga mengatur kehidupan anggota dan kadernya hingga pada
tingkat rumah tangga. Dahulu ada istilah, nikah ala partai, maka kini
PKS mengambil jodoh di lingkungan anggota sendiri. PKI lebih rigit
mengatur kehidupan. Sampai ada pembatasan harta di semua anggota dan
kadernya. Mereka dituntut hidup sederhana. Para pejabatnya hanya
diizinkan untuk memiliki satu radio transistor saat itu.Kehidupan
“sama rasa sama rata” itu kemudian diterapkan juga di PKS. Tuntutan
hidup sederhana, saling berbagi dan tolong menolong sesama anggota dan
kader.
13.Doktrin kehidupan diantaranya: “10 pedoman Hidup” ajaran Hasan Al Banna (PKS). Sedangkan PKI menggunakan doktrin “Tiga boleh, Lima Jangan”. Lima Jangan model PKI mengambil dari norma Jawa: mo-limo.
14.Baik
PKI dan PKS sangat ketat mengajarkan doktrin kepada kadernya. Sikap dan
kepatuhan para kader dipandu juga dengan “Tuntutan Kader Revolusioner”
(PKI) atau “Enam Rukun Leadership” (PKS). Secara umum berisi sikap
ta’at, percaya kepada pimpinan (tsiqoh), putusan garis massa atau syuro
qiyadah, ijtihad, dan fiqhuddakwah.
15.Secara
struktur organisasi, PKI dan PKS tidak bergantung kepada ketua umum
atau Presiden. Dahulu PKI mengunakan struktur Comite Central dan Polit
Biro; saat ini PKS menggunakan Majelis Syuro dan Dewan Syariah. Sidang
Comite Central lah yang menjadi lembaga tertinggi di Partai. Demikian
juga dengan PKS, yang menempatkan Majelis Syuro di posisi tertinggi.
F.POTENSI KEKERASAN
1.Baik
PKI maupun PKS, memiliki bibit pemberontakan dari sumber aslinya. Jika
dahulu, PKI tengah mempersiapkan “angkatan kelima” dengan mempersenjatai
kaum tani. Sama persis yang dilakukan dengan Partai Komunisme China.
Sedangkan bibit PKS yakni Ikhawanul Muslimin Mesir memilik brigade
tempur yang dinamakan Fidayanul Muslimin.
2.Potensi
kekerasan tertanam dalam ajaran yang digunakan PKI dan PKS. Untuk
melawan musuh-musuhnya, maka jalan kekerasan dapat ditempuh. Membunuh
orang kafir, menjarah kekayaan mereka sesuatu yang halal. Sedangkan PKI
melakukan gerakan pemberontakan dan aksi sepihak sudah dilakukannya.
Persamaan
pola gerakan Ikhwanul Muslimin sayap Quthbiyah dengan gerakan Marxisme –
Leninisme (ML) pernah ditulis oleh John Gray dalam buku, “How Marx turned Muslim”.
Gray mengkaji darimana datangnya pemikiran radikalisme gerakan yang ada
dalam tubuh IM sayap Quthubiyah. Padahal Sayyid Quttub lebih
digambarkan sebagai seorang sufi tradisional. Rupanya pemikiran Sayyid
Quttub dipengaruhi oleh maraknya gerakan radikalisme termasuk ML di
Eropa pada tahun 1920an. Sehingga wajah sufi tidaklah tergambar
sebagimana ulama salaf maupun khalaf. Ditambah represif kolonial
Inggris, pemerintahan yang otoriter dan gejolak perlawanan di Palestina, hingga melahirkan model gerakan dakwah yang cukup radikal.
Partai
politik dengan basis ideologi sosialisme di Indonesia bukan hanya PKI.
Banyak. Termasuk PNI yang dianggap Partai Nasionalis juga mengintrodusir
paham sosialisme ala Indonesia. Di luar itu ada Partai Sosialisme
Indonesia (PSI) dan Partai Murba. Tetapi, model gerakan yang radikal dan
mengunakan pola partai kader hanya PKI. Demikian juga Partai Politik
dengan basis Islam, bukan hanya PKS. Banyak. Tetapi, model gerakan yang
radikal dan mengunakan pola partai kader hanya PKS. Pada titik ini
terjadi kemiripan pola gerakan antara PKI dan PKS.