Operasi Penghancuran Gerindra oleh PKS
Gerindra bagaimanapun juga adalah salah satu partai yang termasuk cepat
di dalam pertumbuhannya. Dibandingkan dengan Golkar dan PDIP, Gerindra
diyakini akan bisa menjadi nomor 1 di pilpres 5-10 tahun lagi. Dengan
icon penyatunya Prabowo Subianto, Gerindra menjadi partai tersolid
hampir tanpa celah korupsi di kadernya. Memang ada kasus menimpa
kredibilitas Pius dan Desmond.
Baru Ikut di pemilu 2009 , sekarang tahun 2014 sudah berhasil
mendapatkan dukungan kurang lebih 10%. Gerindra menjadi sasaran
penghancuran dari partai-partai yang sudah berdiri lama tetapi hilang
kredibilitasnya. Sebut saja PKS dan PPP ataupun PAN, ketiga pertai ini
sudah bertarung cukup lama di pemilu legislatif. Tetapi tahun 2014 ini, 3
partai ini bahkan kalah suara hampir 3-4 persen. Apalagi Hanura yang
waktu berdirinya hampir bersamaan dengan Gerindra.
Gerindra yang ditunjang dengan kekuatan kader solid dari berbagai
golongan, suku, rasa dan agama, disertai kader ataupun kepala daerah yg
didukungnya sangat bersinar, sebut saja Ahok dan Ridwan Kamil,
mengangkat elektabilitas partai berlambang Garuda tersebut.
Dengan dana dari Hasyim yang juga salah satu konglomerat besar
Indonesia, Gerindra bahkan tidak pernah wani piro utk kepala daerah yang
didukungnya di pilkada.
Tidak spt PKS yang sudah terkenal mata duitan, Gerindra terkenal bersih.
Kebesaran Gerindra menjadi salah satu ketakutan dari partai-partai yang melempem.
Akhirnya skrg di tahun 2014 dilakukanlah target penghancuran. PKS adalah
partai yang paling oportunis dan masyarakat sudah tau. Jangankah
Demokrat dan SBY, Tuhan pun mereka jual . Menggunakan ayat-ayat dan
kemunafikan isi dakwah yang enak didengar, serta pencitraan Anis Matta,
PKS berhasil menipu grassroot yang tidak ngerti agama.
Tetapi kebusukan dan kemunafikan tidak bisa menipu kalangan
berpendidikan tinggi. Akhirnya tahun ini, target 3% hanya menjadi
angan-angan.
Begitu melihat Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto, PKS harus punya
kendaraan untuk melakukan operasi penghancuran. Dua partai sekaligus
disasar menjadi sasaran penghancuran. PDIP dan Gerindra. Dengan isu-isu
PKI yg difitnahkan kepada PDIP , publik dicitrakan bahwa kubu
Prabowo-Hatta secara overall-lah yang melakukannya.
Padahal akun-akun anonim serta website-website berafiliasi dgn PKS lah yang menjadi dalang penyebaran fitnah PKI kepada PDIP.
Akhirnya yg dikecam adalah Prabowo Subianto dan Gerindra. Akhirnya
simpati kpd Prabowo menjadi berkurang. Di dalam tim koalisi pun PKS
penuh ulah. Lihat saja komentar Fahri Hamzah kader PKS. Seandainya Fahri
tidak berkicau "Sinting" kpd "Jokowi dan usulan hari santri", Prabowo
diyakini masih bisa meraih suara dari swing voters, terutama di daerah
Jawa Timur. Berkat Fahri Hamzahlah, Prabowo akhirnya kena getah.
Pasca pilpres, ulah PKS makin bertambah. Dengan rilis REAL COUNT palsu
yang diambil dari 5 Juli 2014, PKS mencoba menipu media dan massa. Yang
tertipu bukanlah media dan publik, tapi kader dan grassroot PKS sendiri.
Sekali lagi Prabowo kena getah hasil dusta operasi PKS ! PKS yang
mempunyai cyber army memiliki tugas mencuci tangan hasil perbuatan kotor
para majikannya.
Lagi-lagi PKS berbohong soal bukti kecurangan yg isinya 10 truk,
ternyata setelah sampai di MK, bukti hanya 4 bundle. Lagi-lagi Prabowo
dan Gerindra kena getah. Mahfud MD yg harusnya mempunyai kewenangan
besar tim koalisi merah putih pun dikadalin berkali-kali oleh PKS.
Tagihan Mahfud MD soal data-data bukti kecurangan KPU tidak bisa
disediakan PKS, ujung2nya Mahfud MD disingkirkan.
Kini PKS meninggalkan luka mendalam bagi publik , dan akhirnya netizen menjadi gerah.
Gerakan tolak PKS di pemerintahan dibunyikan. Kini sasaran penghancuran
mereka hampir berhasil. Nama baik Prabowo Subianto dan Gerindra makin
tergerus populalitasnya.
Secara platform saja, PKS dan Gerindra ibarat bumi dan langit. Tetapi
Prabowo terlalu lemah terhadap PKS dgn mengajaknya berkoalisi. PKS sdh
jelas terbukti mempunyai agenda wahabiisme internasional walaupun tidak
pernah diakui mereka sendiri, tapi secara doktrin, PKS ibarat saudara
dekat wahabi.
Bagi PKS, tidak ada kawan di Indonesia, bahkan PKB, PPP dan PAN yang
mengusung asas Islam moderat pun adalah musuh. SBY dan Demokrat
setidaknya sudah merasakan manuver PKS. SBY bahkan mau ditarik ke
pusaran kasus daging import sapi oleh PKS. Untung saja SBY secara cpt
menetralisir di depan publik. Tapi imbasnya, keraguan publik terhdp SBY
masih tinggi. Itu juga karena SBY diindikasikan mengetahui kasus Century
dan Hambalang.
PKS has nothing to lose jika kali ini capres yang disupportnya kalah,
yang penting senjata2 mereka sudah dimuntahkan ke PDIP dan Jokowi. PDIP
adalah satu2nya partai kader yang solid yg tentunya menjadi saingan
utama PKS yg juga terkenal dgn kader militan. Isu PKI yang ditembakkan
PKS ke PDIP secara tidak langsung berdampak jangka panjang dgn
menanamkan kecurigaan terhadap PDIP dan Jokowi , terutama sasaran
kampanye hitamnya adalah warga2 NU yg orang tua mereka menjad korban PKI
di Jawa Timur.
Tapi kalau menang, ya syukur bisa masuk ke pemerintahan utk membuat
kebijakan-kebijakan yg pro dengan agenda partai dan golongan mereka
sendiri spt yg sdh dijalankan saat ini.
Masih banyak lagi muslihat-muslihat partai berkedok dakwah ini. Yang
pasti, sasaran utama mereka secara politis adalah PDIP dan Gerindra,
sasaran dakwah mereka adalah mengPKS-kan orang NU dan Muhammadiyah.
Setelah pemilu 2014 ini, partai mana yang akan menjadi sasaran operasi penghancuran PKS? Kita liat saja.
Untuk Prabowo Subianto, recovery dari keterpurukan citra yang sudah
dibangun bertahun-tahun semakin sukar pasca pilpres ini. Semoga Gerindra
kembali bangkit dan pintar2 mencari teman koalisi.
0 komentar:
Post a Comment