Polri Belum Pastikan Teroris Santoso Tertembak Mati di Poso
Poso - Seorang terduga teroris yang ditembak
mati pasukan gabungan TNI/Polri di pegunungan Tinobe, Desa Taunca,
Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Sulawesi Tengah, Jum’at (15/1). Namun
sejauh ini, identitas terduga teroris itu belum diketahui.
Radar Sulteng (Jawa Pos Group)
melaporkan, jenazahnya sudah berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng
untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.
Dari informasi yang dikumpulkan Radar Sulteng, korban tewas mirip dengan Santoso alias Abu Wardah.
“Belum diketahui (korbannya). Baru
mau dilakukan identifikasi,” kata kepala Operasi Tinombala, Kombes Pol
Leo Bona Lubis, di Mapolres Poso, Sabtu (16/1).
Kepada wartawan, Wakil Kepala Polda
Sulteng ini hanya menyebut sejumlah cirri-ciri fisik dari teroris yang
tewas, yaitu tinggi badan 1,65 meter, berkulit sawo matang, dan berusia
20 hingga 40 tahun.
Belum terungkapnya identitas terduga
teroris yang tewas dalam baku tembak di pegunungan Taunca menyebabkan
munculnya spekulasi dan dugaan masyarakat bahwa teroris yang tewas
tersebut adalah Santoso alias Abu Wardah, gembong teroris nomor wahid
yang paling diburu polisi.
Dugaan muncul melihat dari perbandingan cirri-ciri fisik foto korban (jenazah) yang beredar dengan gambar foto Santoso.
“Rambutnya korban dengan Santoso
mirip. Keduanya gonrong. Perawakannya juga mirip, tinggi dan berkulit
sawo matang. Juga model giginya,” kata beberapa warga yang mengaku telah
melihat gambar foto korban di telepon selular.
Sejumlah wartawan di Poso juga
melihat adanya sedikit kemiripan antara foto korban teroris yang tewas
dengan foto Santoso semasa hidup.
“Sepintas mirip. Tapi tidak bisa
kita pastikan,” ujar para peliput berita di Poso. Tak Cuma “memiripkan”
dengan Santoso, sebagian warga ada juga “memiripkan “ korban dengan
Basri alias Bagong, terduga teroris yang juga sangat diburu polisi.
“Ada yang bilang mirip Santoso tapi ada info kalau yang meninggal itu Basri,” tutur warga yang minta namanya tidak disebutkan.
“Untuk pastinya siapa terduga teroris yang tewas, kita tunggu saja hasil identifikasi polisi,” sela warga lain.
"Dari Poso tidak terjadi tembak menembak lagi. Yang terjadi tembak menembak kemarin memanga ada satu pelaku yang ditembak tapi sampai saat ini belum dipastikan siapa indentitasnya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliya di mabes Polri, Jakarta, Minggu (17/1/2016).
Tim puslabfor Mabes Polri meminta waktu 7 hari untuk mengidentifikasi satu korban yang ditembak mati. "Jadi kita menunggu tim forensik menentukan identitas siapa pelaku yang ditembak," katanya. Ketika ditanya kenapa harus memerlukan waktu sampai satu pekan untuk menentukan siapa pelaku yang telah berhasil ditembak mati, Anton beralasan karena waktu mengeksekusinya dari tempat baku tembak cukup lama.
"Memang kondisi sangat sulit di sana, betapa luasnya dan susahnya di sana. Dari satu titik aja bisa 1 Minggu, bertahan logistik paling lama 10 hari," ujarnya.
Lebih jauh, masih belum dikenalinya terduga teroris yang ditembak mati di Poso karena kebanyakan jaringan teroris tidak meng-update lokasi mereka tinggal.
"Kalau yang disini (kasus bom Thamrin) nggak perlu pakai DNA, pakai sidik jari sudah keluar. Nah kalau mereka di sini (Poso) nggak pernah bikin KTP yang baru. Mungkin karena dia nggak mau orang lain tahu," katanya./jawapos.com
0 komentar:
Post a Comment