SIKAP DAN PERLAWANAN JOKOWI
By: Aria bima
Sebagai anggota
DPR 2 periode Dapil Jateng V (Solo, Klaten, Boyolali, Sukoharjo), saya
kenal Pak Joko Widodo secara pribadi sejak bertahun-tahun lalu. Sejak saya
pertama kenal hingga kini jadi capres, Joko Widodo ya seperti itu: apa
adanya, orisinal, santun tapi tak biasa basa-basi. Jadi wajar jika saat
memberi sambutan di forum formal seperti acara deklarasi pemilu damai
kemarin, Joko Widodo terlihat sedikit kaku.
Sikap kaku Jokowi itu
menggambarkan keresahan batinnya melihat apa yg berkembang menjelang Pemilu Presiden ini. Di satu sisi ada deklarasi pemilu damai KPU, tapi
faktanya ribuan kampanye hitam/fitnah ke arah Joko Widodo dibiarkan Bawaslu.
Demikian juga intimidasi dan kekerasan (verbal) dari kubu lawan maupun
ketidaknetralan oknum KPU tak mendapat perhatian serius. Jadi logis jika
Jokowi yang jadi korban fitnah/kampanye hitam atau pembunuhan karakter
merasa kecewa kepada KPU & Bawaslu.
Jokowi sendiri jauh-jauh
hari sebelum deklarasi pemilu damai selalu melarang pendukung kampanye
hitam/fitnah ke capres lain. Sedang capres lain selalu agresif kampanye
hitam/fitnah dengan kata-kata kasar menyebut Joko Widodo penipu/pembohong atau
capres boneka.
Masuk akal bila Jokowi kecewa kepada kubu Capres lain. Mereka di depan publik seolah menghormatinya tapi di belakang tak beretika.Sikap kaku Joko Widodo malam itu, yang berdiri tegak seolah tanpa ekspresi, jelas menyiratkan keresahan dan kekecewaannya itu.
Kemarahan Jokowi diperlakukan semena-mena kubu lawan juga tampak dari imbauannya kepada para relawan baru-baru ini. Dalam imbauannya, Jokowi minta para relawan agar proaktif melakukan serangan udara dan darat utk melawan badai fitnah.
Serangan darat melalui blusukan ke rumah-rumah penduduk dan serangan udara lewat sosial media/talkshow di radio dan televisi. Serangan darat dan udara untuk menangkal badai fitnah dan kampanye hitam yang terus menerus dihembuskan kubu lawan.
Relawan harus menjelaskan rekam jejak Joko Widodo yang sebenarnya, yang telah coba didistorsi lawan dengan isu-isu SARA yang brutal.
Relawan juga harus jelaskan rekam jejak Capres lawan yang seolah-olah pewaris ide-ide Bung Karno tapi sejatinya anak musuh Bung Karno.
Seolah-olah Capres-cawapres lawan tidak bermasalah, padahal sejatinya menyimpan banyak masalah, terkait dgn masa lalunya.
Serangan darat melalui blusukan ke rumah-rumah penduduk dan serangan udara lewat sosial media/talkshow di radio dan televisi. Serangan darat dan udara untuk menangkal badai fitnah dan kampanye hitam yang terus menerus dihembuskan kubu lawan.
Relawan harus menjelaskan rekam jejak Joko Widodo yang sebenarnya, yang telah coba didistorsi lawan dengan isu-isu SARA yang brutal.
Relawan juga harus jelaskan rekam jejak Capres lawan yang seolah-olah pewaris ide-ide Bung Karno tapi sejatinya anak musuh Bung Karno.
Seolah-olah Capres-cawapres lawan tidak bermasalah, padahal sejatinya menyimpan banyak masalah, terkait dgn masa lalunya.
Jadi sebagai wong Solo Joko Widodo sabar dan santun tapi jika terus
disakiti, ia bisa kecewa/marah dan membalas sepadan meski tetap
beretika. Sejak relawan sosial-media maupun "door to door" melakukan
imbauan Joko Widodo, kubu capres lawan pun tampak kewalahan.
Isu SARA yang semula dihembuskan kubu lawan kini justru secara tragis berbalik arah menyerang capres Prabowo & keluarganya.
Isu SARA yang semula dihembuskan kubu lawan kini justru secara tragis berbalik arah menyerang capres Prabowo & keluarganya.
Maka janganlah menilai sikap luar Joko Widodo yang terlihat agak kaku kemarin
malam dari segi demam panggung dan semacamnya. Atau keengganan Jokowi
untuk berbasa-basi mengenai lawan politik dalam pidato itu sebagai bentuk
arogansi.
Bagi wong Solo yang biasa memakai bahasa hati, penampilan kaku atau sikap ogah berbasa-basi Joko Widodo itu punya akar mendalam, yaitu bahwa lawan politik telah bermain secara tidak fair, sedangkan KPU/Bawaslu membiarkan tahapan pra Pemilu tercederai.
Bagi wong Solo yang biasa memakai bahasa hati, penampilan kaku atau sikap ogah berbasa-basi Joko Widodo itu punya akar mendalam, yaitu bahwa lawan politik telah bermain secara tidak fair, sedangkan KPU/Bawaslu membiarkan tahapan pra Pemilu tercederai.
Maka yang penting dicatat ialah: meski resah dan memendam kecewa, tapi substansi orasi Joko Widodo malam itu visioner, jernih, tegas.
Saya mencatat setidaknya 3 poin penting yg disampaikan Joko Widodo dlm pidato deklarasi pemilu damai kemarin malam:
Saya mencatat setidaknya 3 poin penting yg disampaikan Joko Widodo dlm pidato deklarasi pemilu damai kemarin malam:
Pertama, Joko Widodo berharap Pilpres 9 Juli tetap bisa diupayakan menjadi pemilu bermartabat, berintegritas, tanpa kecurangan. Joko Widodo juga berharap Pilpres dapat dilalui tanpa kampanye hitam, tindak kekerasan, dan perilaku mengintimidasi pihak lain.
Kedua, Joko Widodo memandang ajang Pilpres harus jadi momentum kegembiraan politik, bukan ketakutan, bagi rakyat. Joko Widodo juga berpendapat bahwa demokrasi yang kita jalankan hendaklah demokrasi yang menyejahterakan, bukan mencelakakan.
Ketiga, Joko Widodo menyatakan siap menang dan siap kalah, serta akan menghormati apa pun kehendak rakyat sebagai pemilik kedaulatan.
Maka tanpa kemauan semua pihak hentikan kampanye hitam/intimidasi,
deklarasi pemilu damai tak lebih dari upacara penuh pura-pura belaka.
Karena faktanya yang terjadi justru berkebalikan dengan harapan Joko Widodo, yakni
lahirnya proses Pemilu yang bermartabat dan berintegritas.
Sekian, terimakasih.
Mari kita kawal Pilpres 9 Juli 2014 untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Merdeka !!!.
#JokowiDay
0 komentar:
Post a Comment