Syafii Maarif Usulkan Pemerintahan Zaken Kabinet

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif (kiri) menyambut kedatangan calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo di kediamannya di Sleman, (3/5). ANTARA/Regina Safri
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengaku sudah bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelum bertemu calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, di kediamannya di Perumahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

Dia mengusulkan bentuk pemerintahan nantinya adalah zaken kabinet. Yaitu kabinet yang diisi kalangan profesional atau kabinet yang sangat ahli di bidangnya. Bukan berdasarkan pada representatif dari partai politik.

“Apa pun yang masuk dalam kabinet Anda (Megawati dan Jokowi) harus orang-orang profesional yang ahli di bidangnya,” kata Syafii saat menunggu kedatangan Jokowi di rumahnya, Sabtu, 3 Mei 2014.

Dia tak mempersoalkan menteri berasal dari partai politik. Namun saat sudah menjadi menteri harus menanggalkan atribut kepartaiannya, termasuk tak masuk lagi dalam struktur partai. Lantaran yang harus diutamakan adalah mengurus bangsa dan negara. “Menteri ngurus negara, bukan partai lagi. Dia harus menjadi negarawan,” kata Syafii menegaskan.

Berbeda dengan kondisi kabinet pemerintahan saat ini yang merupakan titipan partai-partai politik. Kondisi tersebut rawan menjadi sarang korupsi. Akibatnya banyak menteri sekaligus pengurus partai terseret kasus korupsi. Syafii enggan menyebut namanya. “Kalau negara selamat, partai selamat. Kalau partai selamat, negara tak selamat,” kata Syafii.

Dia mencontohkan kabinet dalam pemerintahan di Amerika Serikat yang dipimpin presiden dari Partai Demokrat. Pemerintahan tersebut menerapkan zaken kabinet. "Yang baik dari Amerika itu tirulah. Yang jelek seperti imperialism, ya tinggalkan,” kata Syafii.

PITO AGUSTIN RUDIANA

0 komentar:

Post a Comment