Hasil Survey MSI: Ma'mun - Batia Unggul di Pilkada Banggai 2015

Ma'mun - Batia sumber: facebook.com

Banggai - Tiga bulan jelang Pilkada Banggai, Sulawesi Tengah, Media Survei Indonesia (MSI) menggelar konferensi pers bertajuk “Hasil Survei Perilaku Pemilih pada Pilkada Kabupaten Banggai Tahun 2015”, di CafĂ© Deho Kota Luwuk, Banggai (2/9). Dalam survei terbarunya ini, MSI menyatakan pasangan Ma’mun Amir-Batia Sisilia Hadjar unggul sementara dari dua pasangan incumbent, yang saat ini pecah kongsi.
“Ma’mun-Batia didukung 38,1%, Sofhian Mile-Sukri Djalumang 22,5% dan Herwin Yatim-Mustar Labolo 14,9%. Masih ada undecided votters sebanyak 24,5 persen,” ujar Asep Rohmatullah, Direktur MSI.
Menurut Asep, dukungan terhadap Ma’mun-Batia ini hampir merata di semua segmentasi pemilih berdasarkan gender, agama, suku, pekerjaan, pendidikan dan partai. “Pemilih agama Islam, Protestan dan Hindu terindentifikasi mendukung paslon ini”, kata Asep.
Sementara pada segmen pemilih Suku, Ma’mun Batia unggul di pemilih Suku Saluan, Jawa, Bali, Balantak, Bugis, Banggai, Bali, Kaili dan Toili. “Khusus untuk pemilih suku Saluan dan Bugis angka dukungannya sebesar 37.3% dan 36.2%,” tambah Asep.

Konferensi pers MSI sumber: facebook.com

Akar rumput PDIP dan Gerindra ke Ma’mun-Batia, pemilih Demokrat ke Sofhian-Sukri, pemilih PAN ke Herwin-Mustar
Pada pemilih partai, Ma’mun-Batia didukung oleh pemilih Partai Golkar, NasDem, PKS, PKB, PPP, PDIP dan Gerindra. “Menariknya, grassroot PDIP dan Gerindrajuga lebih banyak mendukung paslon ini. Terlihat dukungan suara elit pada kedua paslon lain tak berbanding lurus dengan suara akar rumput,” kata Asep.
Pasangan Sofhian-Sukri sendiri justeru bisa mengambil dukungan pemilih Demokrat yang notabane nya pengusung Herwin-Mustar. Sebaliknya, Herwin-Mustar didukung secara mayoritas oleh pemilih PAN, Hanura dan PBB.
Saat ditanya apakah yang menjadi alasan publik lebih memilih Ma’mun-Batia? Mantan Manager LSKP-LSI Grup Denny JA ini menyebut bahwa alasan utamanya adalah pasangan ini merupakan pemimpin yang hadir di masyarakat (32,3%). Berikutnya pemimpin yang peduli (13,8%), mampu memngatasi masalah ekonomi (12,9%), pemimpin yang melayani (10,6%), serta mampu menciptakan keamanan/ketertiban (10,6%).
Pada periode survei Agustus 2015 ini, tingkat popularitas semua kandidat Bupati sudah di atas 90%. Sofhian Mile dikenal 95%, Herwin Yatim 93,3% dan Ma’mun Amir 93 persen. Sedangkan untuk pengenalan calon Wakil Bupati, Sukri Djalumang 82,4%, Batia Sisilia Hadjar 81,5%, serta Mustar Labolo 75,7%. “Popularitas Ma’mun-Batia paling efektif dibanding kandidat lainnya, karena pasangan kandidat ini lebih banyak disukai,” ujar Asep

Tingkat kepuasan kinerja petahana di bawah 50 persen
Bagaimana respon masyarakat terhadap kinerja petahana dalam kurun waktu empat tahun ke belakang. Publik yang mengaku puas terhadap Sofhian Mile dan Herwin Yatim masing-masing 49,7% dan 47.4%. “Angka kepuasan publik terhadap kinerja incumbent di bawah 50% ini tergolong masih rendah,” kata Asep. Rendahnya kepuasan terhadap Bupati & Wakil Bupati ini dikarenakan 10 dari 17 indikator kinerja yang dievaluasi di bawah angka 50 persen. “Bahkan, untuk penyelesaian masalah Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dinilai paling rendah”, tambah Asep.
Begitu pun saat ditanyakan terkait 9 Agenda Prioritas yang sudah dicanangkan Pemerintah Daerah 2011 yang lalu, hanya 3 indikator yang dinilai lebih dari 50%. “6 indikator agenda prioritas lainnya dinilai kurang terpenuhi,” ujar Asep.

Publik yang permisif terhadap money politics kecil
Masyarakat juga memiliki sikap terkait politik uang. Menurut Manager Riset Kamal Mutamam, bagi sebagian besar publik (69%) perilaku politik uang tidak bisa dibenarkan. “Hanya sebagian kecil (16%) yang membenarkan pemberian uang atau barang dari kandidat Bupati/Wakil Bupati agar dipilih,” kata Kamal.
Hal yang menarik, ternyata hanya ada 4,8% publik yang akan menerima dan memiilih kandidat yang memberi uang atau barang. “Sebanyak 48,6% mengaku akan menerima uang tapi urusan pilihan ditentukan sendiri. Dan, 34,7 persen malah mengatakan tidak akan menerima pemberian uang dari kandidat/tim sukses,” tegas Kamal.

72,1% Publik: ADD jangan dipakai untuk kepentingan pilkada
Nampaknya, persoalan Alokasi Dana Desa (ADD) jadi masalah yang cukup serius untuk dicermati. Sebagian besar masyarakat sangat aware terhadap ADD (60%). Menurut Asep, publik juga tahu jika pengalokasian dana ADD ini sepenuhnya berasal dari Pusat (30,5%), meskipun masih ada 12,2 persen tahun dana ADD keluar dari kas APBD Pemda Banggai. “Mayoritas publik (90%) merasakan dana ADD ini sangat bermanfaat bagi kesejahteraan mereka. Tapi ingat, 72,1 persen publik tidak ingin ADD disalahgunakan untuk kepentingan kandidat Bupati/Wakil Bupati,” tutup Asep.

Survei MSI dilakukan pada tanggal 21-29 Agustus 2015.Menggunakan metodemultistage random sampling, dengan margin of error +- 4,0%, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Jumlah sampel yang diambil 600 responden. Teknik wawancara langsung (face to faceinterview) memakai kuesioner. Quality control melalui monitoring dan spotcheck 20% dari total sampel. Dengan metode ini bisa menggambarkan kecenderungan  dukungan dan persepsi pemilih se Kabupaten Banggai. AR

0 komentar:

Post a Comment