Pilkada Tidak Lagi Dipilih Rakyat, Koalisi Merah Putih Khianati Reformasi
Para wakil rakyat di DPR RI di Senayan dari Fraksi PDI Perjuangan,
tetap keukeuh menolak Rancangan undang Undang Pilkada yang berisi
rencana pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak lagi dilakukan oleh
rakyat, tapi oleh anggota DPRD seperti era Presiden Soeharto.
Anggota
DPR Eva Sundari menegaskan rencana pengembalian wewenang pemilihan
kepala daerah (Pilkada) yang akan dipilih oleh DPRD merupakan langkah
mundur.
Bahkan, Eva mengkritik keras hal itu sebagai pengkhianatan terhadap reformasi, dan perlu
dihentikan.
dihentikan.
Sebelumnya, berkembang rumor RUU (Rancangan Undang-Undang) Pilkada itu sengaja dipaksakan
para anggota DPR periode
2009-2014 yang didominasi koalisi Partai Demokrat –partai penguasa masa pemerintahannya tinggal sebulan– untuk disahkan sebelum masa jabatan digantikan anggota DPR baru periode 2014-2019.
para anggota DPR periode
2009-2014 yang didominasi koalisi Partai Demokrat –partai penguasa masa pemerintahannya tinggal sebulan– untuk disahkan sebelum masa jabatan digantikan anggota DPR baru periode 2014-2019.
Kini, RUU Pemilihan
Kepala Daerah itu dibahas Panitia Kerja (Panja RUU Pilkada) di DPR dan
Kemendagri. Waktu untuk mengesahkan tinggal satu bulan.
“Kita
berharap ada tekanan masyarakat yang membantu bahwa apa yang kita
khawatirkan tidak terjadi. Kalau balik ke DPRD itu sama saja akan
mengkhianati reformasi,” ujar Eva di Jalan Mangunsarkoro 69 Menteng,
Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2014).
Selain itu, Eva menjelaskan,
dengan pengembalian pemilihan kepala daerah, akan berdampak pada sistem
rekruitmen kepemimpinan yang jauh diharapkan oleh masyarakat.
“Kedua,
kita tidak akan menemukan sumber baru rekruitmen para pemimpin seperti
Jokowi, lalu Kamil (Ridwan Kamil) yang di Bandung dan lainya,”
terangnya.
Dirinya berharap kepada semua komponen menyadari akan
dampak buruk bagi keberlangsungan bangsa ke depan. Untuk itu, lanjut
Eva, semua komponen bangsa dapat menyadari betapa pentingnya proses
rekruitmen kepemimpinan (kepala daerah) yang bersumber dari keinginan
masyarakat dan dipilih langsung oleh rakyat, bukan melalui keterwakilan
(DPRD).
“Saya berharap semua teman-teman, dan juga teman-teman
yang ada di koalisi Merah Putih menyadari kerugian kalau dikembalikan ke
DPRD. Yang rugi bukan hanya PDIP, tapi kerugian sebagai bangsa, karena
sistem rekruitmennya,” tegasnya, mengajak semua komponen untuk menolak
RUU itu.
Selain itu, pihaknya berharap, agar perbedaan masa lalu
yang merugikan bangsa untuk segera dihentikan, dan segera dibangun
secara bersama-sama menjadikan bangsa Indonesia menjadi maju.
“Yang
kita inginkan polarisasi dihentikan, jangan sampai masyarakat atau
rakyat terbelah oleh perbedaan pandangan Pilpres dan kemudian
dilembagakan sampai ke daerah, itu yang
tidak kita inginkan,” pungkasnya. @yuanto /lensaindonesia.com
tidak kita inginkan,” pungkasnya. @yuanto /lensaindonesia.com
0 komentar:
Post a Comment